CryptoHarian

2 Faktor Ini Jadi Biang Keladi Penurunan Tajam Ethereum

Cryptoharian – Harga Ethereum (ETH) turun tajam ke US$ 1.880 pada hari Jumat (28/3/2025). Penurunan ini menghapus hampir seluruh kenaikan yang terjadi di dalam dua minggu terakhir. Melansir dari cryptonews.com, semuanya bermula dari data inflasi di Amerika Serikat.

Pemerintah Amerika merilis data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (core PCE), indikator yang menjadi acuan utama The Fed, naik dari 2,7 persen di Januari menjadi 2,8 persen di Februari. Sementara itu, inflasi umum (headline PCE) juga naik ke 2,5 persen, melewati target The Fed di angka 2.0 persen.

Melansir dari crypto.news, kenaikan ini membuat investor khawatir. Artinya suku bunga tinggi kemungkinan akan bertahan lebih lama, yang berdampak buruk bagi aset beresiko seperti saham dan kripto.

Setelah data inflasi keluar, pasar langsung merespon negatif. Indeks S&P 500 turun 1,5 persen Nasdaq 100 turun 2 persen, dan Dow Jones melemah 1,2 persen. Dunia kripto pun ikut terpukul, Bitcoin, Cardano dan Ethereum semuanya mengalami penurunan.

Ketidakpastian politik juga menambah tekanan. Presiden Donald Trump berencana menerapkan tarif impor baru yang disebut “Liberation Day Tariffs”. Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memicu inflasi lebih tinggi dan bahkan menyebabkan resesi.

Akibat berbagai tekanan tersebut, salah satu indeks bernama Fear and Greed untuk pasar kripto turun ke level 25, masuk ke zona ketakutan ektrem.

Baca Juga: Whale Borong Lebih dari 50.000 Ethereum, Segini Harganya

Selain tekanan makroekonomi, minat investor terhadap ETF spot Ethereum juga sangat rendah. Menurut data SoSoValue, dana tersebut hanya mencatat arus masuk satu kali sepanjang Maret, sebesar US$ 14,8 juta pada 4 Maret. Setelah itu, investor justru menarik dana, dari total aset yang dikelola ETF Spot Ethereum kini hanya sekitar US$ 2,4 miliar. Jika digabungkan dengan ETF ETH lainnya, totalnya hanya mencapai US$ 6,86 miliar.

Ethereum juga menghadapi tantangan dari sisi teknologi dan persaingan. Di sektor DeFi, NFT, dan bursa terdesentralisasi, Ethereum mulai kehilangan posisi dominan. Beberapa platform lain seperti Sonic, Berachain (layer-1), serta Base dan Arbitrum (layer-2) mulai merebut perhatian pengguna.

Dari sisi teknikal, grafik mingguan ETH menunjukkan pola triple top di sekitar US$ 4.000 dengan titik support penting di US$ 2.130. ETH sempat menembus support tersebut, lalu menguji ulang minggu ini, pola ini sering disebut break and retest, yang biasanya menandakan tren penurunan akan berlanjut.

Jika pola ini bertahan, ETH berpotensi turun lebih dalam kisaran ke US$ 1.537, level terendah pada 9 Oktober tahun lalu. Namun, jika harga bisa kembali naik di atas US$ 2.131, skenario buruk ini bisa batal.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.