Seharusnya kondisi ini memberikan sentimen negatif untuk pasar crypto akibat harapan positif tersebut memberi sentimen positif untuk Dolar Amerika yang memiliki hubungan negatif dengan kripto terutama Bitcoin (BTC).
Realitanya hal yang berlawanan terjadi dimana harga kripto terutama Bitcoin mengalami apresiasi singkat setelah publikasi data ini walau telah turun kembali, membuat banyak trader terkecoh.
Data Inflasi Positif Membuat Trader Terkecoh
Terlihat bahwa inflasi Amerika (CPI) bergerak turun dari 6,4% menjadi 6% di Bulan Februari, memberikan harapan positif untuk perekonomian Amerika. Dolar Amerika bergerak naik sekitar 0,4% setelah data ini dipublikasi, namun sekarang sudah turun kembali.
Data Inflasi Amerika
Sumber: DailyFX.com
Data positif ini memberi dua pernyataan, yaitu perekonomian Amerika mulai membaik sehingga memberi harapan untuk Dolar Amerika naik lagi dalam nilainya dan memberi sentimen negatif untuk crypto.
Tapi di saat yang bersamaan, data ini juga memberi sentiment positif terhadap crypto karena berarti daya beli masyarakat yang kembali naik dapat memberi harapan positif untuk daya investasi masyarakat yang bisa naik kembali, memberi harapan untuk naiknya kembali volume transaksi crypto sebagai alat investasi yang tenar di Amerika.
Dua pernyataan ini nampaknya tercermin pada pergerakan harga crypto terutama Bitcoin yang mengalami volatilitas tinggi sejak 19.30 WIB kemarin.
Volatilitas ini tercermin dari banyaknya trader yang terkecoh dengan data likuidasi atau tertutupnya posisi di pasar futures yang mencapai $311,57 Juta hanya dalam 24 Jam.
Data tersebut memperlihatkan adanya kerugian sebesar $311,57 Juta atau hampir Rp5 Triliun hanya dalam pasar futures crypto saja.
Terlihat dari data di bawah bahwa kerugian tersebut disumbangkan oleh 77.434 trader dengan volume paling besar berasal dari Bitcoin.
Data Total Likuidasi Pasar Futures 24 Jam Terakhir
Sumber: Coinglass.com
Banyaknya kerugian tersebut, menandakan bahwa volatilitas sangat tinggi karena perbedaan antara posisi short dan long tidak jauh yang membuat kedua arah mengalami kerugian, terutama untuk Bitcoin.
Berita Bitcoin: Bitcoin Sempat Tembus US$ 26.000 Pasca Rilis Data CPI
Rasio Long dan Short Bitcoin di Pasar Futures
Sumber: Coinglass.com
Terlihat bahwa secara keseluruhan, untuk Bitcoin, dalam 24 jam terakhir posisi long merupakan posisi yang lebih banyak dibuka, namun hanya berbeda dengan posisi short sebesar 0,22% saja.
Data ini memperkuat hipotesis bahwa saat ini pasar crypto, terutama Bitcoin sedang volatil karena kedua arah mengalami kerugian.
Data Open Interest Bitcoin di Binance
Sumber: Coinglass.com
Volatilitas ini terlihat membuat para trader juga khawatir sehingga mengurangi volume transaksi yang bisa dilihat dari data di atas.
Terlihat bahwa data open interest atau data posisi futures yang dibuka mengalami penurunan sejak pengumuman data inflasi kemarin.
Data tersebut diambil dari Binance yang merupakan bursa dengan volume transaksi tertinggi yang umumnya mencerminkan pergerakan pasar.
Jadi untuk saat ini dari data transaksi trader terutama trader Bitcoin, terlihat bahwa volatilitas tinggi dan volume transaksi sedang turun dalam jangka pendek.
Analisis Pergerakan Harga Bitcoin Selanjutnya
Terkait harga Bitcoin sendiri, saat ini masih belum ada pergerakan signifikan akibat naik dan turunnya harga yang cepat kemarin malam hingga pagi ini.
Mayoritas analis masih melihat harga $25,200 sebagai zona utama yang perlu diperhatikan, sebab dapat menjadi penentu pergerakan selanjutnya.
Grafik Harian BTCUSD
Sumber: Tradingview.com
Apa bila harga BTC dapat terus naik, target jangka pendek adalah $28,000. Untuk saat ini kemungkinan tersebut masih terlihat kecil karena banyaknya sentimen negatif lain yang beredar.
Jika bergerak turun, kemungkinan besar target berikutnya berada di sekitar $20,000 hingga $17,000 dalam jangka pendek.