Cryptoharian – Seorang analis pasar kripto ternama, yakni Guy Turner memberikan prediksi yang menarik untuk pasar kripto. Dalam riset yang ia lakukan, Turner melihat bahwa pasar aset digital dan saham kecil akan terus meningkat meski The Fed menurunkan suku bunga.
Turner, yang merupakan pembawa acara Coin Bureau, menjelaskan bahwa pemontongan suku bung oleh The Fed telah memberikan dorongan besar bagi saham berkapitalisasi kecil dan pasar mata uang kripto.
“Ini karena kedua aset tersebut sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga. Saat ini, altcoin sedang memimpin reli di pasar dan tren ini diperkirakan bakal terus berlanjut selama suku bunga turun terus,” ungkap Turner, seperti dilansir dari dailyhodl.com.
Di satu sisi, Turner juga mengatakan bahwa tren positif ini hanya berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, penurunan suku bunga berisiko memicu kenaikan inflasi. Jika inflasi naik, The Fed mungkin kembali menaikkan suku bunga, yang bisa berdampak negatif bagi pasar kripto.
Ia juga menjelaskan bahwa pasar keuangan dan ekonomi nyata sering kali bereaksi berbeda terhadap perbedaan suku bunga. Pasar biasanya merespon dengan cepat atau bahkan sebelum perubahan suku bunga terjadi.
“Sebaliknya, ekonomi riil bisa memakan waktu hingga dua tahun untuk merasakan dampak pemotongan suku bunga tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga mencontohkan, saat pasar saham memuncak pada akhir 2021. Waktu itu, Ketua The Fed Jerome Powell mengeluarkan pengumuman yang berbunyi kenaikan suku bunga. Tak ayal, ketidakpastian tentang seberapa tinggi suku bunga bisa naik lagi ini menjadi penyebab utama kejatuhan pasar pada pertengahan 2022.
Sementara itu, analis lain di media sosial X bernama Rekt Capital menyatakan bahwasanya Bitcoin kembali pada fase “Re-Akumulasi”, dan keluar dari fase penurunan harga.
“Artinya, periode harga murah untuk membeli Bitcoin telah berakhir,” kata Rekt Capital.
Dalam chart hasil analisanya, Rekt Capital menunjukkan pergerakan harga Bitcoin yang sedang berjalan saat ini sangat familiar dengan pola pada empat tahun lalu. Pada saat itu, setelah acara halving pada 11 Mei 2020, harga Bitcoin sempat berada di fase akumulasi sebelum akhirnya mengalami kenaikan besar.
Dari analisisnya juga, dia menyoroti bahwa volume perdagangan Bitcoin dalam periode 161 hari menampilkan, investor besar sudah mulai mempersiapkan diri untuk lonjakan harga berikutnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.