Cryptoharian – Jammie Couts, analis senior kripto dari Real Vision, menyampaikan peringatan bagi investor di tengah memburuknya kondisi likuiditas global.
Bitcoin (BTC), mata uang kripto mata uang kripto terbesar di dunia mungkin harus menghadapi ujian berat dalam beberapa bulan mendatang meskipun baru saja mencapai harga tertinggi sepanjang masa. Dalam sebuah postingan di platform X, Jamie Coutts memperingatkan bahwa kondisi likuiditas global yang memburuk dapat menjadi hambatan serius bagi reli dan Bitcoin dan aset-aset berisiko lainnya.
Melansir dari cointelegraph.com, reli Bitcoin saat ini, yang berhasil mendorong harga ke level tertinggi baru, di tengah melemahnya kondisi likuiditas. Menurut Coutts, model makro MSI Bitcoin yang ia gunakan telah menunjukkan bahwa momentum ini kemungkinan akan berhenti sementara waktu.
“Bitcoin telah mencapai harga tertinggi baru meskipun kondisi likuiditas memburuk,” ujar Coutts.
Dalam hal ini, ia menjelaskan dua potensi pergerakan akan terjadi, yakni:
1. Jika likuiditas terus memburuk, reli Bitcoin tidak akan bertahan lama.
2. Jika kondisi mulai membaik, Bitcoin mingkin akan mengalami koreksi kecil sebelum melanjutkan tren naiknya.
“Situasi ini bukanlah alasan untuk panik, melainkan suatu peringatan bagi para pelaku pasar. Berdasarkan data historis Bitcoin cenderung mencatatkan kinerja yang kurang baik dalam lingkungan likuiditas yang melemah,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Token Meme dengan Volume Transaksi Tertinggi di Dexscreener
Peringatan Coutts ini muncul bersamaan dengan pergerakan harga Bitcoin yang tiba-tiba. Dalam peristiwa yang disebut sebagai candle ‘Darth Maul’, harga BTC/USD turun tajam sebesar US$ 10.000, yang menyebabkan likuidasi ratusan juta dolar dari posisi long fan short. Namun pada saat berita ditulis, Bitcoin masih berada di angka US$ 98.000 menurut dari Cointelegraph Market Pro dan Tradingview.
Model Makro Prediksikan Tantangan ke Depan
Model makro MSI, yang sebelumnya membantu Coutts memprediksi awal dan akhir pasar bearish Bitcoin pada 2022, kini menunjukkan momentum bearish yang berkelanjutan untuk metrik-metrik utama. Ia menjelaskan bahwa Bitcoin sering kali membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk bereaksi terhadap perubahan likuiditas.
“Indikator MSI ini berubah bearish sejak pertengahan Oktober, tetapi kemenangan Trump dalam Pilpres mendorong reli yang kuat,” kata Coutts.
Ia membandingkan situasi ini dengan bulan Februari 2023, ketika sinyal bearish muncul namun peluncuran ETF Bitcoin membuat pasar tetap stabil untuk sementara waktu.
Selain tekanan dari likuiditas, kekuatan indeks dolar AS (DXY) juga menjadi perhatian. Baru-baru ini indeks dolar mencapai level tertinggi sejak November 2022. Coutts berharap kenaikan ini hanya bersifat sementara, namun ia juga mengingatkan bahwa jika dolar terus menguat, maka aset seperti Bitcoin kemungkinan akan mengalami koreksi tajam.
“Jika dolar gagal mempertahankan penguatan ini, saya optimis kondisi akan mulai membaik pada kuartal pertama 2025. Namun jika dolar terus naik melampaui level penting, maka pasar akan mengalami tekanan besar,” paparnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.