CryptoHarian

Analis: Pullback Bitcoin ke $4.800 Tidak Menyurutkan Pesonanya

Setelah 72 jam yang luar biasa, Bitcoin (BTC) mulai mengalami pelemahan. Kemarin, Bitcoin mengalami penurunan dari level harga Rp 74,935,000 ke Rp 67,866,528, karena kenaikan gagal mempertahankan sentimen beli.

Pada saat pers, BTC berada dikisaran Rp 70 juta-an, atau mengalami penurunan harga sebesar 5% selama 24 jam terakhir. Sebagian besar altcoin jatuh lebih dalam dengan membukukan kerugian harian dalam persentase dua digit.

Pullback yang terjadi tiba-tiba ini kemungkinan merupakan akibat dari kondisi pasar yang overbought yang membuat beberapa analis masih optimis terhadap Bitcoin.

Akun Crypto Michael di Twitter menyebut kalau penurunan ini masih dalam status “sehat”, kemungkinan menyentuh fakta bahwa BTC bertahan di atas level Resistance kunci di level harga $4.200 (Rp 59 juta) dan $4.600 (Rp 65 juta) karena penutupan mingguan semakin dekat dapat dianggap sebagai indikasi Bullish. Michael menambahkan bahwa kita tidak perlu mengubah pandangan kita terhadap crypto.

Analis lain mengatakan bahwa pullback ini sebenarnya akan membuat BTC siap untuk kembali menguat, yang berpotensi untuk melampaui titik harga tertinggi Rp 74 juta-an di minggu ini.

Akun Jacob Canfield membuat grafik yang memperkirakan BTC berkonsolidasi dikisaran $4.700 (Rp 66 juta), sebelum bergerak lebih tinggi dari MA350 dan dua level Fibonacci kunci.

Jika langkah ini membuahkan hasil, Bitcoin bisa diperdagangkan pada kisaran harga $5.700 (Rp 80 juta-an) dalam waktu beberapa minggu kedepan berdasarkan grafik tersebut.

Akun  Josh Rager, seorang penasihat untuk TokenBacon dan Blackwave, mengatakan bahwa sementara BTC tidak akan menyentuh $6.500 + (atau posisi terendah baru di bawah $ 3.200 dalam hal ini) dalam waktu dekat, ia mengharapkan cryptocurrency terkonsolidasi terlebih dahulu dikisaran harga $4.670. Dan jika di level ini harga mampu bertahan, ia tentu masih mengharapkan kelanjutan dari percobaan Bullish, seperti halnya Canfield.

Sementara itu, akun Thomas Lee mengingatkan puluhan follower-nya di Twitter bahwa sepanjang sejarah BTC, jika Anda menghapus sepuluh hari terbaik Bitcoin di setiap tahun, sebenarnya BTC justru telah turun dari tahun ke tahun sebesar 25% sejak 2013. Dengan kata lain, kemunduran yang dialami pasar cryptocurrency, sama sekali tidak mengurangi potensi untuk terjadinya rally dua digit.

Baca Juga: Bank Sentral AS: Altcoin Adalah Alasan Kenapa Harga Bitcoin Hancur

Secara fundamental BTC juga secara jelas menunjukan indikasi Bull-Run.

Binance Research, cabang analitik data dari exchanger terkemuka Binance, baru-baru ini telah mengemukakan empat alasan mengapa Bitcoin terlihat agak kuat, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

Pertama, langkah BTC pada tanggal 2 April adalah kenaikan dalam satu hari terbesar ke-12 aset tersebut dalam sejarahnya.

Kedua, transaksi on-chain per blok mendekati level tertinggi sepanjang masa. Walaupun ini sebagian merupakan hasil dari mainnet Veriblock, ini jelas menunjukkan bahwa aktivitas di Jaringan Bitcoin masihlah ada, yang berati tidak hilang sepenuhnya.

Ketiga, transaksi pending on-chain di mempool mendekati level akhir tahun 2017, hanya menekankan bahwa use case transaksi Bitcoin masih relevan.

Dan yang terakhir, kesulitan penambangan dan hashrate token Bitcoin telah pulih dengan kuat dari posisi terendahnya pada Desember 2018, yang bagi beberapa analis, seperti PlanB, merupakan tanda dari level Bottom yang jelas.

Baca Juga:

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis

Add comment