Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) pada hari Rabu (7/8/2024) telah meraih harga US$ 56.128. Dari data Coingecko, ini merupakan kenaikan sebesar 0,5 persen selama jangka waktu sehari. Namun, angka ini termasuk pemulihan yang signifikan, mengingat beberapa hari lalu sempat menembus di bawah US$ 50.000.
Namun, seorang analis terkenal bernama Ali Martinez memberikan pendapat terbarunya mengenai pergerakan harga terbaru dari BTC. Pada grafik yang terlihat naik ini, Martinez lewat akun media sosial X-nya menyatakan bahwa Bitcoin saat ini menunjukkan pola ‘rising wedge’.
“Dalam jangka pendek, Bitcoin membentuk pola yang sering dikaitkan dengan tren penurunan, yaitu pola rising wedge,” ungkap Martinez.
Dalam grafik yang dibagikan oleh Martinez, pergerakan harga Bitcoin terlihat dalam pola rising wedge, dengan potensi resistensi berada di kisaran US$ 56.000 hingga US$ 57.000.
“Namun, pola ini juga mengindikasikan bahwa setelah mencapai titik tersebut, BTC bisa saja mengalami penurunan sekitar US$ 51.000,” ujarnya.
Baca Juga: Seluruh Aset Kripto Ambruk dalam Hitungan Jam, Simak Kilasan Info-nya di Sini!
Berdasarkan grafik yang ia bagikan, ia membandingkan pergerakan harga Bitcoin saat ini dengan data historis, terutama setelah peristiwa halving (pengurangan hadiah penambangan).
“Harga Bitcoin saat ini berada dalam fase “Re-Accumulation” pasca-halving, mirip dengan siklus sebelumnya setelah peristiwa halving,” kata Rekt Capital.
Menurutnya, grafik tersebut menyoroti periode di mana harga Bitcoin turun di bawah level suport penting disebut sebagai “ReAccumulation Range Low”. Kemudian disusul dengan rebound, yang ditandai sebagai peluang pembelian dengan lingkaran oranye.
Skenario pasar saat ini menunjukkan Bitcoin berada dekat dengan level dukungan kritis ini. Rekt Capital mencatat bahwa jika Bitcoin dapat merebut kembali level support ini dalam satu atau dua minggu ke depan, ini bisa menjadi awal lonjakan besar pada bulan September.
“Masih dalam jalur untuk mencapai titik tertinggi pada bulan September, dengan catatan BTC berhasil merebut kembali ReAccumulation Range Low dalam satu atau dua minggu mendatang,” paparnya.
Analisis Rekt Capital didasarkan pada gabungan pergerakan harga historis dan psikologi pasar. Salah satu yang menjadi catatan, yakni investor sering melihat penurunan di bawah rentang re-accumulation sebagai peluang pembelian.
“Penyimpangan penurunan sebelumnya di bawah Range Low telah dianggap sebagai peluang tawar-menawar (lingkaran oranye). Akankah sejarah terulang?,” pungkas Rekt Capital.
Catatan: Berita ini merupakan prediksi para ahli, mohon simak disclaimer di bawah artikel.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.