CryptoHarian

Apa itu Tokenisasi? Pengertian Dasar Untuk Pemula Dunia Crypto

Apa itu Tokenisasi?

Tokenisasi adalah sebuah proses dimana bentuk fisik menjadi bentuk digital atau biasa disebut dengan aset digital, dengan cara melakukan konversi menjadi token yang bisa dipindahkan, disimpan lalu direkam pada jaringan blockchain.

Jika diasumsikan tokenisasi seperti dimana seseorang memliki aset harta gudang sebesar 500 juta, dan di dalam gudang tersebut sudah pasti harus ada isinya seperti motor, mobil, alat – alat untuk keperluan bengkel, mesin mobil dan motor serta lainnya, lalu seseorang itu terdesak dikarenakan membutuhkan uang sebesar 350 juta.

Seseorang tersebut hanya perlu untuk melakukan pengurusan berkas untuk administrasi, menunggu pembeli, menyetujui harga dan lainnya seperti halnya berjualan pada umumnya, jika kita berbicara fisik mungkin seperti itu untuk analagi tokensisai. Lalu bagaimana jika kita berbicara tokensisasi yang berbentuk aset digital dengan contoh fisik yang tadi.

Seseorang cukup membuat token dengan nama misalkan “GDG” yang berarti token gudang, lalu setiap token GDG ini bernilai 1%, atau bahkan lebih dari itu sesuai dengan representasi harga yang dari asset Gudang secara fisik.

Dan secara teknis juga, seseorang tersebut dapat membuat algoritma yang dibutuhkan untuk menjadi smart contract untuk mengikut pembeli dan penjual di dalam jaringan blockcahin.

Pada kehidupan didunia ini penuh dengan berbagai aset yang sulit dibagi-bagi / dipecah-pecah dan ditransfer, lalu ada juga kondisi di mana pembeli dan penjual biasanya dalam melakukan transaksi masih mengandalkan kertas yang merepresentasikan aset-aset tersebut seperti halnya kwitansi dan nota, akan tetapi  jika terlalu banyak kertas yang melibatkan perjanjian legal fapat juga menyulitkan untuk melakukan aktivitas transfer dan seringkali sulit untuk melakukan tracking.

Tokenisasi membuatnya jadi lebih mudah dengan merubah semua proses yang berbentuk fisik dikonversi menjadi digital dan ini sebagian untuk menjadi barisan-barisan transaksi di jaringan blockchain. Tokenisasi juga terdiri dari suatu aset yang bisa dibilang tidak terbatas, tetapi jumlah aset bisa dikelompokkan ke beberapa kategori.

Adapun jenis tokenisasi terbagi menjadi tiga yaitu, tokenisasi dari aset intangible, tokenisasi dari aset fungible, dan tokenisasi dari aset non-fungible, lalu apa yang membedakan dari ketiga jenis tokenisasi ini khusunya tokenisasi pada bidang crypto

Jenis Tokenisasi Crypto

  1. Tokenisasi dari Aset Intangible

Maksud dan tujuan dari tokenisasi pada aset intangible ialah dimana pengubahan aset yang tidak nampak secara fisik menjadi sebuah token untuk diperjualbelikan. Yang dimana pada Aset – aset yang bersifat intangible ini dimaksud bisa berupa seperti hak cipta, hak kepemilikan, hak suara, dan lain sebagainya.

Biasanya, pada model tokenisasi asset intangible ini digunakan atau dikhusukan biasanya  oleh klub olahraga, musisi, dan beberapa orang yang memiliki basis penggemar atau komunitas yang sudah terbentuk atau pendukung tertentu.

Adapun beberapa klub olahraga, seperti Paris Saint-Germain, Santos, Inter Milan, dan lainnya sedah menjadi beberapa di antara klub – klub olahraga yang sudah menggunakan tokenisasi pada jenis ini.

Namun, tetap saja untuk melakukan tokenisasi ini, harus diperlukan dan dipastikan pada sistem untuk model jaringan pada blockchain dalam melakukan transfer pada aset harus cocok seperti melakukan aktivitas transfer pada model di dunia nyata. Selain itu, salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh tokenisasi pada jenis token intangible ini ialah kepastian pada hukum yang bisa menjadi kontroversi pada tiap wilayah.

  • Tokenisasi dari Aset Fungible

Untuk jenis tokenisasi pada aset fungible ini ialah menjadikan aset yang bisa digantikan atau dipresentasikan seperti aset lain yang memiliki bentuk identik, seperti halnya emas, perak, dan lain sebagainya lalu berubah menjadi sebuah token tertentu. Biasanya, aset fungible ini bisa dipilah atau dibagi menjadi sejumlah token kecil tertentu.

Sebagai contoh, jika seseorang membuat token untuk merepresentasikan bentuk dari satu hektar tanah yang seseorang itu miliki. Harus memiliki kondisi yang bisa disebut sebagai tokenisasi dari pada aset fungible. Namun, jika kamu inigin melakukan tokenisasi pada aset fungible, kamu harus membuat layer untuk melakukan abstraksi untuk memastikan bahwa dari satu hektar tanah ini memiliki harga yang layak.

Dengan demikian, seseorang tersebut bisa memperjualbelikan asset sebagian dari aset fungible ini ke berbagai investor yang menginginkan token dari satu hektar tanah tersebut dalam hal ini harus pintar – pintar untuk melakukan marketing yang besar – besaran.

  • Tokenisasi dari Aset Non-Fungible

Pada jenis tokenisasi aset non-fungible ialah di mana bentuk aset dapat berupa barang yang tidak bisa dipecah menjadi bagian – bagian kecil di dunia nyata. Contoh yang bisa dimengerti pada jenis tokensisasi aset non-fungible ini ialah, aset berupa sebuah lukisan, barang antik, hasil karya seni, dan selainnya bisa juga disebut sebagai jenis coin NFT.

Dengan menggunakan tokenisasi, jenis aset non-fungible pada kehidupat nyata atau barang berbentuk fisik bisa dipecah-pecah menjadi sejumlah kepemilikan tertentu pada teknologi berjenis blockchain ini. Dengan demikian pula, seseorang bisa menjadi pemilik aset dari non-fungible ini, hanya saja kepemilikannya berbentuk dalam bentuk token digitalisasi.

Untuk melakukan tokenisasi dari jenis aset non-fungible, seseorang sebagai pemilik aset diperlukan untuk membuat sebuah digital signature atau hak cipta yang tidak bisa dimodifikasi oleh pihak lain. Sehingga, token-token yang nantinya akan menjadi aktivitas jual beli harus memiliki lisensi dengan cara mendatangani smart contract secara digital sehingga bisa dimiliki secara khusus oleh masing-masing investor.

Keuntungan dan kerugian tokenisasi

Tentunya setiap kegiatan memiliki sisi keuntungan dan kerugian khusunya pada tokenisasi ini, bisa menjadi alternatif pada teknologi baru khusunya dunia cryptocurrency, dibandingkan dengan jual beli aset pada dunia nyata menggunakan surat atau kertas nota dan kwitansi, tokenisasi bisa dikatakan penyederhanaan pada proses transaksi agar menjadi lebih praktis.

Perdagangan aset seperti properti, logam mulia, dan sebagainya di dunia nyata disertai dengan deretan persyaratan dan kelengkapan hukum yang bisa sangat menyita waktu dan tenaga.

Teknologi blockchain pada token dapat mempersingkat banyak hal berbelit dan menjadikan transaksi menjadi lebih efisien. Selain halnya menghemat waktu dan tenaga, tokenisasi menjadikan kepemilikan asetnya juga dapat membuat perdagangannya jadi lebih hemat karena menggunakan jaringan blockchain pada crypto.

Keuntungan

  1. Transparansi dengan adanya bukti kepemilikan

Seseorang dapat dengan mudah melakukan tracking atau melacak asal muasal dan riwayat transaksi pada token yang diperjual belikan dengan cara yang dapat diverifikasi secara kriptografis. Token pada jenis crypto ini memiliki informasi dan nilai untuk ditransfer, disimpan, dan diverifikasi dengan cara yang efisien dan aman.

Transaksi dapat direkam secara otomatis di blockchain dengan menggunakan smart contract, dan kekekalan serta sifat transparansi yang dimiliki oleh teknologi pada jaringan blockchain dapat untuk melihat keaslian.

  • Liquiditas

Setelah menjadi tokenized, aset seseorang dapat dibuat menjadi tersedia untuk jangkauan promosi yang jauh lebih luas, serta dapat meningkatkan likuiditas pada pasar dan menghilangkan “premi likuiditas” yang terkait dengan investasi, secara tradisional ini bisa menjadi lebih rumit dan memakan waktu untuk dijual, seperti seni rupa (NFT) atau real estat (properti).

Aset pada tokenized dapat dirancang untuk dapat dikonveri secara online, bebas dan dapat memungkinkan seorang investor untuk memperoleh kepemilikan fraksional dari aset dasar token. Akibatnya, token pada crypto dapat berkontribusi pada likuiditas pasar yang ada.

  • Praktis dan efisien

Seseorang pembeli khusunya para investor pastinya tidak ingin direpotkan dengan membeli sebuah asset mengeluarkan waktu untuk mengantri dengan lama, dengan adanya bentuk token ini seseorang tidak perlu harus menunggu, tinggal pergi ke pasar yang sudah listing dan membeli dengan menggunakan bukti smart contract.

Serta tentunya ini juga lebih praktis dan efisien karena tidak perlu menambahkan biaya yang lebih mahal, jika dibandingkan kita membeli aset secara nyata tentunya kita harus pergi kelokasi untuk melihat barang tersebut dan memastikan keaslian barang tersebut belum pula biaya transportasi. Tentunya tokenisasi menjadi solusi terbaik pada era serba digitalisasi ini untuk memiliki aset.

Kekurangan

Tokenisasi ini termasuk sulit untuk diakui khusunya pada negara – negara tertentu, karena harus memiliki perijinan yang selayaknya seperti mendaptarkan aset berupa saham, sertu sulitnya untuk mendapatkan regulasi meskipun token ini sudah patuh dengan adanya hukum yang berlaku, tentunya untuk menggantikan entitas legar yang melindungi pembeli dari resiko pada smart contract dan pada jaringan blockchain dirasa sangat sulit karena akan adanya kurangnya rasa percaya.

Protokol standar pada tokenisasi ini sendiri cenderung lebih kepada bagaimana standar token itu dibuat, dan bukan menjadi perlindungan atas risiko yang dapat menimpa aset nantinya. Dengan tidak adanya regulator dalam tokenisasi ini tentunya menyulitkan dalam hal mempertanggung jawabkan hak investor atas aset kepemilikan yang  dapat mengalami risiko tertentu.

Untuk saat ini, tokenisasi dengan jenis smart contract dan jaringan blockchain yang diusung, dirasa masih belum bisa menggantikan lembaga legal yang biasanya dapat melindungi pembeli aset atas risiko yang mungkin saja terjadi. Terlebih lagi, meskipun token kelak dianggap sebagai hal yang legal dan memiliki perlindungan hukum, tetap ada aturan yang bernama Security Token Offering (STO).

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis