CryptoHarian

Apa Yang Terjadi Jika Bitcoin Tidak Bisa Mencapai US$25.000? 

Cryptoharian – Tahun 2022, merupakan tahun yang berat bagi Bitcoin (BTC) dengan datangnya winter hingga keruntuhan FTX, yang menyebabkan harganya jatuh hingga kisaran US$ 16.000.

Meski begitu, santernya kabar bahwa disinflasi sudah mulai berjalan menjadi secercah harapan di awal tahun 2023. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya harga BTC paling tinggi di angka US$ 24.000 pada Januari lalu sejak Juli 2022.

Saat ini, harga BTC yang berada pada level US$ 22.580 sedang bertarung untuk dalam sebuah penentuan.

Jika aset kripto utama ini berhasil menjebol harga resisten di US$ 25.000, maka ada peluang besar pergerakan harga mencapai level US$ 29.000.

Namun, jika Bitcoin kalah dalam pertarungan dan jatuh dari batas support di angka US$ 21.000, potensi untuk koreksi lebih dalam bisa saja terjadi. 

Dari penelitian yang dilakukan oleh JPMorgan, sebanyak 72 persen investor institusional meragukan mata uang kripto pada tahun 2023.

Dalam penelitiannya, investor institusi ini mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk berpartisipasi dalam aset risk-on (aset bahaya) tahun ini.

Namun, hasil penelitian yang berbeda datang dari Ark Invest minggu lalu, yang menegaskan terkait prediksi positifnya untuk BTC. Dari hasil laporannya, Ark Invest menyatakan bahwa harga BTC akan bertahan dan meraih US$1 juta pada tahun 2030.

Di sisi lain, Mark Yusko, chief executive officer Morgan Creek, memperkirakan bahwa kenaikan musim panas kripto akan dimulai selama kuartal kedua tahun ini.

Harga Bottom Bitcoin Menurut Benjamin Cowen

Sementara masih panasnya perdebatan, seorang analis bernama Benjamin Cowen lewat channel Youtube-nya menyatakan bahwa Bitcoin mungkin akan mengalami penurunan yang lebih sigfinikan jika Bitcoin bergerak seperti Nasdaq pada tahun 2021 dimana Bitcoin terejeksi dai Moving Average 50 minggu.

Namun menurutnya, Bitcoin mungkin akan mencoba kembali ke US$25.000 pada bulan Maret untuk membentuk pola double-top. Dan, akan turun ke US$12.000 pada bulan Agustus 2023.

Cowen menjabarkan, apabila November 2022 bukan harga terendah, maka BTC bersikap seperti tahun 2022 dan membentuk harga lebih rendah pada bulan Agustus 2023, yang menunjukkan bottom sebenarnya.

“Jelas, ini mengasumsikan bahwa November bukanlah bottom. Tapi hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan ini akan terjadi sekali lagi, meskipun itu adalah prediksi terburuk,” pungkas Cowen. 

Berita Bitcoin: Bagaimana Kinerja Bitcoin Pada Bulan Februari Menurut Analis?

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.