CryptoHarian

Apakah Bitcoin Bisa Jadi ‘Malaikat Penyelemat’ Saat Geopolitik Memanas?

Cryptoharian – Bitcoin (BTC) bertahan di kisaran harga US$ 60.000 antara 1 hingga 4 Oktober, sementara ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, mempengaruhi pasar global. Melansir dari crypto.news, meskipun kondisi ekonomi global tidak menentu, Bitcoin masih kuat. Bahkan, kripto utama itu pun mencapai harga tertinggi lokal sebesar US$ 63.600 pada 7 Oktober setelah rilis laporan pekerjaan dari AS.

Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin turun sedikit sebesar 0,2 persen dan saat ini berada di angka US$ 61.950. Volume perdagangan harian juga turun drastis hingga 53 persen, menjadi US$ 12,2 miliar, yang menunjukkan aktivitas perdagangan yang berkurang.

Pergerakan Whale dan Data Blockchain

Menurut data dari platform analitik blockchain bernama IntoTheBlock, para pemegang Bitcoin besar atau biasa disebut whale telah membeli sebanyak 205 Bitcoin pada 5 Oktober. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak menjual Bitcoin meskipun harganya melewati US$ 62.000.

Namun, volume transaksi yang dilakukan oleh whales menurun hingga 48 persen, dari 48 miliar menjadi US$ 25 miliar. Biasanya, penurunan volume perdagangan ini menandakan konsolidasi harga dan penurunan volatilitas.

Selain itu, IntoTheBlock juga mencatat bahwa dalam seminggu terakhir, terjadi arus keluar Bitcoin senilai US$ 153 juta dari bursa kripto. Ini menunjukkan banyak orang yang mengumpulkan Bitcoin dengan menyimpannya di dompet pribadi, bukan di bursa.

Baca Juga: Whale Ethereum Tambah Kekhawatiran Investor Gegara Aksi Jual 6.000 Koin

Faktor Ekonomi dan Geopolitik Bisa Ubah Arah Pasar

Meskipun banyak yang optimis, para analis mengingatkan bahwa situasi ekonomi dan geopolitik dunia bisa mengubah arah harga Bitcoin. Ketegangan di Timur Tengah serta perkembangan ekonomi di Amerika Serikat, seperti laporan pekerjaan dan suku bunga, bisa mempengaruhi pasar kripto secara tiba-tiba.

Seperti dilansir dari cointribune.com, sebagaimana diketahui, ketegangan yang semakin memanas antara Israel dan Iran tidak hanya berdampak pada situasi politik, tetapi juga mengguncang pasar keuangan global, terutama pasar kripto.

Bitcoin pun menunjukkan reaksi kuat terhadap konflik ini dengan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Setelah turun 4 persen pada 4 Oktober, Bitcoin berjuang kembali menunjukkan volatilitas tinggi, yang membuat banyak investor waspada.

Serangan udara terbaru yang dilakukan Israel terhadap Lebanon, dan balasan Iran yang meluncurkan lebih dari 180 rudal, memicu kepanikan di kalangan investor. Harga Bitcoin, yang sebelumnya berhasil melewati batas US$ 62.000, tiba-tiba anjlok 4 persen hingga menyentuh US$ 60.282.

Namun, Bitcoin telah berhasil bangkit lagi dan mencapai angka di atas US$ 62.000 pada 6 Oktober. Beberapa analis memprediksi bahwa jika situasi terus memburuk, maka harga Bitcoin bisa kembali turun hingga US$ 55.000.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.