CryptoHarian

Benjamin Cowen Prediksi Adanya Fakeout pada Aset Bitcoin Sebelum Halving

Cryptoharian – Di dunia keuangan digital yang sering berubah-ubah seperti Bitcoin (BTC), terkadang hal-hal tak terduga bisa terjadi. Benjamin Cowen, yang merupakan seorang analis papan atas aset kripto tengah memberikan prediksi terbarunya. 

Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa baik investor yang optimis (bulls) maupun yang pesimis (bears) di pasar Bitcoin harus bersiap-siap untuk hal yang tak terduga yang bisa mengguncang pasar.

Melansir dari Youtube.com, dirinya percaya bahwa tahun-tahun sebelum Bitcoin mengalami halving, sering kali kondisi pasar membuat bingung investor yang optimis dan pesimis.

Pada tahun-tahun sebelum Bitcoin mengalami halving, pasar uang digital sering mengalami situasi di mana kedua kelompok investor, baik yang optimis maupun pesimis menghadapi tantangan yang sulit. 

“Dalam tahun-tahun sebelum halving, yang biasanya terjadi adalah kita melihat baik investor pesimis maupun optimis menghadapi masalah besar. Kedua belah pihak bisa merasa kesulitan pada akhir tahun,” ungkap Cowen.

Pandangan Cowen ini didasarkan pada data sejarah, di mana ia mengusulkan bahwa pola ini bisa mengakibatkan Bitcoin membentuk harga tertinggi yang lebih rendah selama tahun itu berlangsung. Alasan di balik ketidakpastian pasar ini, menurut Cowen, adalah munculnya “death cross.” 

Baca juga: Apa Yang Terjadi Dengan Bitcoin Jika Amerika Shutdown?

Sebagai informasi, death cross adalah indikator analisis teknis yang muncul ketika pergerakan harga rata-rata Bitcoin selama 50 hari turun di bawah pergerakan harga rata-rata selama 200 hari. Ini sering dianggap sebagai tanda bahwa harga Bitcoin akan turun.

“Saat kita melihat harga Bitcoin turun mendekati waktu death cross muncul, banyak orang menjual karena mereka berpikir, ‘Oh, ada death cross. Ini pasti buruk.’ Dan kemudian mereka menjual saat death cross muncul,” ujarnya.

Meskipun terlihat seperti tanda buruk, Cowen mengatakan bahwa indikator ini bisa berperilaku berbeda dalam jangka pendek dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh investor. Selain itu, Cowen juga mencatat bahwa dalam tahun-tahun sebelum pemilihan presiden, saham S&P 500 biasanya mengalami penurunan nilai pada bulan Agustus dan September. 

Baca Juga: Penggemar Kripto Ini Klaim Bitcoin Akan Dipenuhi Optimisme Sepanjang Oktober Ini

Hal yang sama juga dipaparkan oleh seorang trader berpengalaman bernama Trader J di platform X, dimana ia menyebut bahwa area resisten utama untuk BTC adalah US$ 30.000 hingga US$ 35.000. Dalam grafik yang ia bagikan, upaya kenaikan harga pada bulan Mei dan Juli telah gagal. 

Selain itu, ia juga mengklaim jika Bitcoin masih akan berada di dalam tren bearish hingga angka resisten yang ia sebutkan tertembus. 

“Jangan bodoh. Kita masih berada di tren bearish sampai resisten utama tertembus,” pungkas Trader J.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.