Berbeda Pandangan! 3 Trader Masih Sangat Yakin Bitcoin Berada di Tren Bullish

Cryptoharian – Dalam dunia mata uang kripto, Bitcoin selalu mengalami pergerakan harga yang fluktuatif dan pergeseran pasar yang cepat. Investor dan penggemar dengan cermat mengikuti pergerakan harganya untuk memahami tren potensial dan membuat keputusan yang berdasar. 

Baru-baru ini, sebuah postingan di Twitter yang diunggah oleh seorang analis dengan nama samaran Jackis, menyoroti fase re-akumulasi saat ini yang sedang dialami oleh Bitcoin.

Jackis menyatakan, fase re-akumulasi Bitcoin yang sedang berlangsung melampaui durasi dari semua fase sebelumnya yang dialami dalam setahun terakhir. 

“Ini cukup menarik karena indikasi konsolidasi harga Bitcoin membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya sebelum memulai pergerakan berikutnya yang signifikan,” ungkap Jackis.

Jackis menjelaskan, apa yang membuat fase re-akumulasi ini menjadi sangat penting adalah fakta bahwa hal ini terjadi setelah Bitcoin keluar dari kisaran harga yang berlangsung selama sembilan bulan, menyusul penurunan tajam sebesar 75 persen.

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$28.000! Trader Profesional Peringatkan Harus Hati-Hati

Dampak psikologis dari breakout tersebut, yang diikuti oleh konsolidasi harga memberikan konteks penting bagi situasi pasar saat ini.

Salah satu aspek yang ditekankan oleh Jackis, adalah hubungan antara volatilitas rendah dengan potensi volatilitas tinggi. Periode volatilitas rendah yang dialami selama fase re-akumulasi sering kali mendahului lonjakan aktivitas pasar. 

“Ketika kisaran harga Bitcoin menyempit dan pasar menjadi stabil, maka hal itu dapat menyiapkan panggung untuk kemungkinan breakout harga yang signifikan dalam waktu dekat,” ujarnya.

Berdasarkan analisis tersebut, Jackis mengindikasikan bahwa fase re-akumulasi yang sedang berlangsung mungkin akan berakhir dengan pergerakan Bitcoin menuju area US$ 37.000. 

“Perkiraan pergerakan adalah US$ 37.000 untuk Bitcoin,” kata Jackis.

Bitcoin Bisa ATH

Sementara itu, trader kripto terkenal dengan nama samaran CrediBULL Crypto menegaskan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk mencapai harga tertinggi sepanjang masa tahun ini, berdasarkan pola dan sejarahnya yang telah terbukti. 

“Bitcoin dapat mengikuti gelombang dorongan sebelumnya, seperti yang terjadi pada tahun 2020,” paparnya.

CrediBULL Crypto juga menekankan aspek penting dalam pasar, dengan mencatat bahwa pengujian yang sempurna terhadap level dukungan/support hitam pada harga US$ 25.200 belum terjadi.

Dibanding tahun 2020, analis tersebut menunjukkan bahwa pengujian yang lengkap terjadi setelah penurunan sementara di bawah US$ 10.000. 

Berita Bitcoin: Para Pejabat Amerika Telah Capai Kesepakatan Terkait Pagu Utang, Ini Hasilnya, Bitcoin Meroket!

Pandangan Pendiri BitMEX

Di lain pihak, Arthur Hayes yang merupakan pendiri BitMEX mengatakan bahwa optimisme mengenai prospek Bitcoin dalam wawancara terbarunya dengan Peter McCormack dalam podcast “What Bitcoin Did”.

Hayes menyatakan bahwa kondisi makro mulai mendukung Bitcoin, berdasarkan prediksinya bahwa pemerintah Amerika Serikat akan mengikuti pola biasa saat menghadapi krisis batas utang—menunggu hingga saat terakhir sebelum meningkatkan batas utang.

“Tindakan yang biasanya terjadi adalah penundaan berulang hingga mencapai batas waktu. Ketika pasar mulai menurun, pemerintah akhirnya merespons dengan meningkatkan batas utang,” ucap Hayes. 

Dirinya percaya, bahwa skenario yang melibatkan peningkatan likuiditas baru tersebut, untuk mendanai utang pemerintah dan mengatasi gangguan keuangan potensial. Hal ini dapat menjadi pendorong untuk pergerakan harga Bitcoin yang signifikan ke arah positif.

Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan dengan harga US$ 28.192, yang mana mencerminkan kenaikan sebesar 0,52 persen selama 24 jam terakhir.