Cryptoharian – Seorang analis pasar kripto bernama RLinda, dalam postingannya di TradingView 7 Oktober lalu, menjelaskan bahwa Bitcoin (BTC) sedang mengalami penurunan pasca kenaikan yang terjadi sebelumnya. Melansir dari finbold.com, dirinya dengan penuh keyakinan mengklaim bahwa tidak banyak tanda-tanda pemulihan dalam waktu dekat.
Baru-baru ini, Bitcoin mencoba menembus level US$ 64.955 tetapi gagal. Hal ini menurutnya adalah sinyal bahwa harga bisa turun lebih jauh.
“Saya melihat pola double-top di level itu, yang biasanya menandakan tren penurunan,” ungkap RLinda.
Pasca BTC turun di bawah US$ 62.342, RLinda menganggap ini sebagai tanda bahwa para penjual mulai mendominasi pasar, dan harga bisa turun lebih dalam.
“Ada juga beberapa level penting yang bisa menjadi titik krisis penurunan harga Bitcoin, yaitu US$ 57.736, US$ 55.000 dan US$ 52.000. Selain itu, level US$ 60.000 juga penting karena menjadi area dimana pasar tidak seimbang,” ujarnya.
Hal ini pun disetujui oleh analis terkenal bernama Ali Martinez, yang mengatakan bahwa Bitcoin sedang berada dalam pola penurunan yang bisa menyebabkan harga turun hingga US$ 52.000.
Baca Juga: Analis Beberkan Bitcoin Masih Bisa Turun Mendalam
Walaupun ada kekhawatiran jangka pendek, beberapa analis tetap optimis terhadap masa depan Bitcoin dalam jangka panjang. Meskipun Bitcoin saat ini berada di sekitar US$ 62.000, banyak pelaku pasar percaya bahwa dalam jangka panjang, Bitcoin masih memiliki potensi untuk naik lebih tinggi.
Analis populer lain dengan nama samaran CryptoCon juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data historis, performa Bitcoin di tahun 2024 sebenarnya lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya. Misalkan di tahun 2012 dan 2016, Bitcoin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai titik tertinggi baru.
“Sementara di tahun 2024 Bitcoin sudah mencapai rekor baru. Kesabaran adalah kunci untuk terus mendapatkan keuntungan,” kata CryptoCon.
Kendati demikian, ada resiko tambahan yang bisa menyebabkan volatilitas dalam waktu dekat. Pemerintah AS mungkin menjual US$ 4,33 miliar yang disita dari pasar gelap Silk Road. Pada 7 Oktober, Mahkamah Agung AS menolak banding yang memungkinkan pemerintah menjual 69.370 BTC yang telah disita.
Langkah ini mengikuti keputusan dua bulan lalu, ketika pemerintah memindahkan 29.800 BTC senilai US$ 2,02 miliar ke Coinbase Prime. Jika pemerintah melanjutkan penjualan ini, analis khawatir hal ini bisa memicu aksi jual besar-besaran dan membuat harga Bitcoin jatuh dalam jangka pendek.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.