Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan setelah gagal menembus level US$ 100.000. Kemarin, harganya mencapai US$ 98.935, tetapi turun 7,5 persen menjadi US$ 91.500 pada saat artikel ini ditulis. Penurunan ini pun memicu kekhawatiran di kalangan investor.
Namun, seorang analis pasar kripto dengan nama julukan ‘Apsk’, meyakinkan para investor bahwa perjalanan siklus ini masih jauh dari puncaknya.
Apsk menjelaskan bahwa Bitcoin memiliki pola siklus yang teratur, di mana puncak harga biasanya terjadi setiap empat tahun. Dalam tiga siklus terakhir, puncak harga selalu tercapai di akhir November atau Desember. Secara historis, puncak harga terjadi pada:
1. 10 November 2021: US$ 69.000.
2. 17 Desember 2017: US$ 19.981
3. 29 Desember 2013: US$ 1.242
Dengan pola ini, Apsk memprediksi bahwa puncak siklus berikutnya kemungkinan terjadi pada November atau Desember 2025.
“Meskipun harga saat ini sedang mengalami penurunan, Bitcoin masih berada di fase awal siklus, dan potensi kenaikan jangka panjang tetap kuat,” ungkap Apsk.
Baca Juga: Bitcoin Mengalami Koreksi di Bawah $95.000! Bagaimana Pergerakan Selanjutnya?
Target US$ 150.000, Apakah Mungkin?
Menurut Apsk, Bitcoin secara konsisten mengikuti ‘kurva kekuatan’ yang mencerminkan nilai intrinsik aset ini. Selama 15 tahun terakhir, harga Bitcoin selalu naik di atas kurva ini di setiap siklus, meskipun dengan persentase kenaikan yang semakin kecil.
- Pada siklus 2013, harga Bitcoin melonjak 11.532 persen dari level terendah US$ 171 menjadi US$ 1.242.
- Siklus 2017 mencatat kenaikan 2.062 persen, dari sekitar US$ 3.000 menjadi US$ 69.000.
- Untuk siklus saat ini, Apsk memproyeksikan bahwa puncak harga bisa mencapai US$ 150.000, yang berarti kenaikan sekitar 900 persen dari level terendah US$ 15.000.
“Meskipun kenaikan ini tidak se-fenomenal siklus sebelumnya, potensi Bitcoin untuk terus naik tetap menarik bagi banyak investor,” ujarnya.
Faktor Baru yang Pengaruhi Siklus Saat Ini
Apsk juga mencatat bahwa siklus kali ini berbeda dari sebelumnya karena beberapa faktor baru yang dapat memengaruhi pergerakan harga. Beberapa diantaranya yakni:
1. ETF Bitcoin: Disetujuinya produk ETF telah membuka peluang investasi Bitcoin bagi kalangan yang lebih luas, termasuk investor institusi.
2. Investasi Institusi: Perusahaan besar seperti MicroStrategy, yang dipimpin oleh Michael Saylor, terus mengakuisisi Bitcoin dalam jumlah besar dan memperkuat kepercayaan terhadap aset ini.
3. Dukungan Regulasi: Lingkungan politik dan regulasi yang lebih ramah terhadap kripto mendorong adopsi yang lebih luas.
“Namun, perlu diingat juga bahwa faktor-faktor dapat memicu volatilitas. Terlebih, lonjakan yang dipicu oleh ETF atau investasi institusi dapat diikuti oleh koreksi tajam,” pungkas Apsk.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.