Cryptoharian – Meskipun sempat naik 5,2 persen antara tanggal 3 hingga 7 Oktober, harga Bitcoin masih sulit bertahan di atas US$ 66.000 sejak akhir bulan Juli. Sejumlah analis mengatakan kenaikan utang pemerintah Amerika Serikat bisa membantu harga Bitcoin (BTC) dalam jangka panjang, tapi ternyata ini tidak banyak mempengaruhi pergerakan harga dalam waktu dekat.
Melansir dari cointelegraph.com, bahkan sejak bulan Juli hingga Oktober, total uang yang beredar di seluruh dunia meningkat dari US$ 104 triliun menjadi US$ 108 triliun. Namun, harga Bitcoin tetap gagal melewati level US$ 68.000.
Selain itu, penguatan nilai dolar Amerika juga menunjukkan bahwa kekhawatiran soal pemerintah tidak terlalu berdampak pada Bitcoin. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lain, naik dari 100,4 pada 30 September menjadi 102,5 pada 7 Oktober. Jika utang Amerika benar-benar menjadi masalah besar, mengapa investor justru menjual mata uang lain seperti euro dan poundsterling untuk membeli dolar?
Selain itu, ada beberapa peristiwa global yang turut memengaruhi harga Bitcoin. Misalnya, ada kekhawatiran soal pertumbuhan ekonomi dunia, konflik yang meningkat di Timur Tengah, dan pemilihan presiden Amerika.
Selain itu, data pekerjaan pekerjaan di Amerika Serikat di bulan September yang dirilis pada 4 Oktober menunjukkan ekonomi masih kuat. Meskipun ini mengurangi resiko resesi, hal tersebut juga membuat peluang pemotongan suku bunga oleh The Fed menjadi lebih kecil. Tingginya suku bunga membuat investor enggan mengambil risiko, yang berakibat buruk bagi Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Naik di Awal Pekan! Apakah Bertahan Lama?
Bahkan, banyak investor kini lebih tertarik berinvestasi di pasar saham tradisional. Contohnya, Goldman Sachs menaikkan target untuk S&P 500 tahun 2025 menjadi 6.300, dengan alasan pemulihan industri semikonduktor yang akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Salah satu alasan lain mengapa Bitcoin tidak perlu menarik saat ini adalah karena langkah stimulus ekonomi yang diumumkan China. Stimulus ini mengurangi kebutuhan investor untuk mencari alternatif seperti Bitcoin sebagai perlindungan nilai.
Pada 7 Oktober, pasar saham Hong Kong mencapai level tertinggi dalam 32 bulan, naik 9,3 persen sejak akhir September. Sementara itu, indeks S&P 500 hanya sedikit di bawah level tertingginya sepanjang masa.
Pasar derivatif Bitcoin juga menunjukkan bahwa sentimen investor tetap netral. Premi tahunan pasar futures Bitcoin berada di angka 8 persen, yang menunjukkan bahwa minat investor untuk membeli atau menjual hampir seimbang. Biasanya di pasar bullish, premi ini bisa naik lebih dari 15 persen.
Selain itu, sejak 1 Oktober lalu ada arus keluar sebesar US$ 335 juta dari ETF Bitcoin, yang menunjukkan bahwa investor masih menunjukkan sikap ragu. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak pasti.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.