CryptoHarian

Bitcoin Disinyalir Jadi Pilihan Investor Dibanding Emas

Cryptoharian – Dalam sebulan terakhir, Bitcoin (BTC) menunjukkan performa luar biasa dengan kenaikan harga lebih dari 46 persen, sementara emas justru mengalami penurunan lebih dari 3 persen. Fenomena ini mencerminkan perubahan minat investor insititusional yang melihat Bitcoin sebagai aset investasi berpotensi tinggi.

Melansir dari theblock.co, harga Bitcoin kini mencapai lebih dari US$ 97.000, naik dari level US$ 68.000 hanya dalam jangka waktu satu bulan. Sebaliknya, emas turun dari rekor tertinggi di angka US$ 2.787 per ons saat ini.

Maruf Yusupov, yang merupakan salah satu pendiri dari firma Deenar, mengaitkan harga Bitcoin dengan reaksi pasar terhadap kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat.

“Kebijakan Trump yang berfokus pada pemotongan pajak, tarif dan kripto membuat Bitcoin menarik sebagai alternatif emas. Dengan makin banyaknya adopsi institusional, kita mungkin akan melihat modal berpindah dari aset emas ke aset digital,” ungkap Yusupov.

Pernyataan tersebut pun dikuatkan dengan komentar CEO deVere Group, Nigel Green yang menyoroti perkembangan infrastruktur yang mendukung adopsi Bitcoin dalam skala yang lebih luas.

“Bitcoin kini dilihat sebagai nilai lindung terhadap inflasi dan alat diversifikasi portofolio. Minat Institusional terhadap Bitcoin berada di puncaknya, didukung oleh infrastruktur yang terus berkembang dan adopsi massal,” ujarnya.

Sedangkan menurut Fadi Aboualfa selaku Kepala Penelitian Cooper.co, pola harga antara Bitcoin dan emas kini semakin mirip. Kemiripan ini khususnya pada ETF kedua aset tersebut.

“Data menunjukkan bahwa Bitcoin sedang mengukuhkan posisinya sebagai aset penyimpanan nilai baru di samping emas,” kata Aboualfa.

Ia menambahkan, meningkatnya aset yang dikelola pada Bitcoin dan emas mengindikasikan bahwa kedua aset ini didorong oleh faktor pasar yang serupa.

Baca Juga: 5 Airdrop Menarik yang Bisa Dikejar untuk Para Pencari Untung Gratis

Kebijakan The Fed Belokkan Pilihan Investor

Kebijakan Hawkish dari The Fed turut memengaruhi penurunan daya tarik emas. Ketua The Fed, Jerome Powell baru ini mengisyaratkan kehati-hatian terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut, yang membuat imbal hasil obligasi Amerika tetap tinggi. Hal ini mengurangi kebutuhan akan kebutuhan aset tradisional seperti emas sebagai lindung nilai inflasi.

Pernyataan Powell menunjukkan bahwa imbal hasil obligasi AS mengurangi minat pada emas. Akibatnya, investor mungkin lebih melihat Bitcoin dalam rangka cari untung besar.

Selain itu, data dari FedWatch CME menunjukkan peluang hampir 50 persen bahwa The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang. Hal ini berbanding terbalik dengan prediksi awal bulan yang memperkirakan adanya pemotongan suku bunga.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan data pasar derivatif, pembelian opsi buy Bitcoin meningkat tajam. Menurut analis QCP Capital, ada permintaan besar untuk opsi beli yang berakhir pada Maret dan Juni 2025, bertepatan dengan pelantikan Donald Trump pada Januari mendatang.

Sementara itu, ETF Bitcoin juga mencatat arus masuk selama tiga hari berturut-turut dengan total nilai investasi sebesar US$ 1.84 miliar.

“Permintaan akan Bitcoin yang terus meningkat, didukung dengan pelonggaran kebijakan moneter global, kemungkinan akan mendongkrak harga Bitcoin hingga akhir tahun,” pungkas analis dari QCP tersebut.

Sebagai tambahan, indeks GMCI 30 yang mencakup 30 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, naik sebesar 2,13 persen menjadi 175,88 poin.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.