CryptoHarian

Bitcoin Masih Sideways, Bagaimana Pandangan Analis Soal Pergerakan Selanjutnya? 

Cryptoharian – Bitcoin (BTC), mata uang kripto terkemuka di dunia terus diperdagangkan dalam kisaran yang sempit, yang mana memicu spekulasi mengenai langkah signifikan berikutnya. Rager, seorang analis kripto papan atas lewat Twitter bahwa BTC bergerak secara sideways. 

“Aset ini terlihat terjebak di dasar kisaran harian. Fase konsolidasi ini menunjukkan keseimbangan sementara antara pembeli dan penjual, di mana tidak ada pihak yang mendominasi secara signifikan. Meskipun harga tetap stagnan, perlu dicatat bahwa Bitcoin tetap stabil,” ungkap Rager. 

Dalam hal ini, Rager menyoroti pentingnya Rata-rata Bergerak Eksponensial (Exponential Moving Averages/EMAs) 20/50 dan 100 harian dalam menentukan langkah potensial selanjutnya Bitcoin.

Saat ini, harga Bitcoin berada di antara rata-rata bergerak harian tersebut dan menunjukkan keseimbangan. 

“Ketidakjelasan sentimen bullish atau bearish menunjukkan bahwa para peserta pasar dengan sabar menunggu katalis untuk mendorong tren arah selanjutnya,” ujarnya. 

Meskipun pasar tampak ragu-ragu, Rager telah memutuskan untuk menambah posisi spot selama fase sideways ini. Namun, Rager juga menyebutkan rencana potensial untuk meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka jika harga turun mencapai US$ 25.000, mendekati EMA 200.

Sementara itu, target harga juga datang dari seorang analis centang biru lain bernama TraderJ atau Jibon. Ia mengemukakan di laman Twitternya, bahwa jika Bitcoin kehilangan level US$ 26.000, maka target berikutnya adalah US$ 22.000. 

“Jika kehilangan level US$ 22.000 maka akan tercipta kondisi “max pain” (rugi maksimal) yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” kata Jibon. 

Menurut Jibon, Bitcoin berhasil bertahan di level US$ 26.000, yang dianggap sebagai pencapaian yang baik.

Baca Juga: Bukan Bitcoin! Bank Terbesar di Swiss Menyarankan Membeli Emas

Ketahanan ini menunjukkan adanya dukungan di pasar pada level tersebut, sehingga memperkuat kepercayaan bahwa Bitcoin masih memiliki potensi untuk mempertahankan harga dalam jangka pendek.

Dinya menekankan bahwa level US$ 22.000 menjadi titik fokus utama dalam situasi saat ini. Jika Bitcoin berhasil mencapai dan mempertahankan level ini, dapat memberikan dukungan penting dan membatasi potensi kerugian lebih lanjut. 

“Tetapi, jika harga turun di bawah level itu, maka hal tersebut dapat memicu penjualan besar-besaran dan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di pasar,” paparnya. 

Kendati demikian, analis Bloomberg bernama Mike Mcglone McGlone menekankan pentingnya untuk tidak melawan kebijakan yang diambil oleh The Fed dan mengakui adanya risiko rollover (pembalikan tren) yang terkait dengan siklus pengetatan yang dilakukan oleh bank sentral tersebut. 

Berita Bitcoin: Menkeu AS: Amerika Terancam Kekurangan Uang Cash, Harga Bitcoin Terikat Oleh Keputusan Biden

“Sejak awal 2022 dan dimulainya siklus pengetatan oleh The Fed, harga Bitcoin telah turun sekitar 40%. Proses pemulihan harga Bitcoin mungkin belum selesai, dan hal ini memiliki implikasi terhadap aset berisiko secara keseluruhan” pungkas McGlone. 

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.