Cryptoharian – Studi terbaru dari Coingecko menyoroti keunggulan Bitcoin (BTC) sebagai aset dengan pertumbuhan tertinggi selama satu dekade terakhir, melampaui saham, emas dan obligasi meskipun memiliki fluktuasi harga yang tajam.
Dalam 10 tahun terakhir, Bitcoin berhasil mencatatkan pertumbuhan luar biasa sebesar 26.931 persen. Melansir dari thecryptobasic.com, investasi senilai US$ 100 pada Bitcoin di tahun 2014 akan bernilai lebih dari US$ 26.900 hari ini. Angka ini membuktikan betapa pesatnya perkembangan Bitcoin sebagai aset investasi baru di pasar global.
Sebagai perbandingan, S&P 500, yang mewakili kinerja saham-saham utama AS, hanya tumbuh 193,3 persen dalam periode yang sama. Sementara itu, emas yang sering dianggap sebagai investasi aman, hanya mencatatkan kenaikan sebesar 125,8 persen.
Obligasi Treasury menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan emas. Treasury 5 tahun tumbuh 157,1 persen, sementara Treasury 10 tahun naik 86,6 persen. Di sisi lain, minyak mentah tertinggal jauh, dengan kenaikan hanya 4,3 persen selama satu dekade.
Sepanjang 2024, Bitcoin tetap memimpin sebagai aset dengan kinerja terbaik. Hingga saat ini, Bitcoin mencatatkan keuntungan sebesar 129,0 persen. Di belakangnya, emas tumbuh 32,2 persen, sedangkan S&P 500 mencatatkan kenaikan 28,3 persen.
Sementara itu, obligasi dan minyak mentah tampil kurang memuaskan. Treasury 5-tahun hanya naik 5,3 persen, Treasury 10-tahun 8,2 persen, dan harga minyak mentah bahkan turun tipis sebesar -0,13 persen.
Baca Juga: 2 Altcoin Ini Mungkin Akan Naik Kapitalisasi Pasar 2025
Menariknya, hubungan Bitcoin dengan pasar saham, khususnya S&P 500, telah berubah selama beberapa tahun terakhir. Sebelum 2018, pergerakan harga Bitcoin cenderung tidak berhubungan dengan pasar saham. Namun sejak pandemi Covid-19 pada 2020, harga Bitcoin mulai mengikuti pola yang mirip dengan saham, terutama ketika peristiwa ekonomi global.
Di sisi lain, hubungan Bitcoin dengan emas cenderung tidak stabil. Meskipun keduanya dianggap sebagai alternatif investasi, korelasinya seringkali berlawanan arah. Saat harga Bitcoin naik, investor biasanya menjauh dari emas dan sebaliknya. Namun, dalam situasi ekonomi yang tidak pasti, keduanya kadang bergerak searah karena dianggap sebagai ‘pelindung nilai’ oleh investor.
Meskipun mencatatkan keuntungan luar biasa, pertumbuhan Bitcoin tidak terlepas dari volatilitas yang tinggi. Dalam satu dekade terakhir, harga Bitcoin sering mengalami kenaikan drastis diikuti penurunan tajam hingga lebih dari 70 persen dari puncaknya.
Volatilitas ini sering dipengaruhi oleh halving Bitcoin, sebuah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali dan mengurangi pasokan Bitcoin yang beredar. Dua siklus bull market terbesar tercatat pada tahun 2017-2018 dan 2020-2021, di mana harga Bitcoin melonjak ke kantor tertinggi sebelum akhirnya turun tajam.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang likuidasi ini, harga Bitcoin pernah diperdagangkan serendah US$ 172,15, dan mencapai puncaknya di US$ 107.780. Saat ini, Bitcoin berada di level US$ 107.440, naik 3,67 persen dalam 24 jam terakhir.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.