Cryptoharian – Bitcoin (BTC) masih menjadi sorotan para investor, terutama setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) lebih dari US$ 73.000 di awal 2024. Melansir dari finbold.com, saat ini banyak yang berharap Bitcoin bisa mencapai angka US$ 100.000. Namun, untuk mencapai target itu Bitcoin harus melewati beberapa tantangan penting terlebih dulu.
Seorang pakar kripto bernama Peter DiCarlo membagikan pandangannya tentang masa depan Bitcoin. Dalam postingan di media sosial X tanggal 28 September, DiCarlo mengatakan bahwa Bitcoin punya potensi besar untuk mencapai US$ 100.000, tapi harus melewati level resisten US$ 68.000 terlebih dulu.
“Sekarang ini Bitcoin membentuk pola bull flag, yang biasanya menunjukkan tren kenaikan,” ungkap DiCarlo.
Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa pola ini kadang-kadang bisa mengecoh banyak trader. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa indikator “bx” menjadi kunci untuk mengonfirmasi kenaikan ini.
“Indikator bx menunjukkan adanya zona akumulasi bullish di bawah level US$ 68.000 yang berarti investor besar secara bertahap membeli Bitcoin, membangun fondasi untuk kenaikan harga lebih lanjut,” ujarnya.
Menurutnya, Bitcoin terlihat kuat untuk naik hingga US$ 100.000 dalam beberapa bulan ke depan. Namun, kripto utama tersebut harus menembus resisten di angka US$ 68.000 untuk mengonfirmasi kenaikan ini.
“Untuk pengingat, pola bull flag ini telah mengecoh banyak trader dalam beberapa bulan terakhir,” kata DiCarlo.
Lebih lanjut, DiCarlo menyatakan bahwasanya ada zona akumulasi lain di kisaran angka US$ 52.000, dimana pembelian besar oleh institusi menunjukkan minat kuat.
Baca Juga: Changpeng Zhao Akhirnya Bebas, Ini Misi Barunya
Tetap Waspada
Meski dengan kenaikan yang memberikan semangat ini, sikap kehati-hatian harus tetap di jaga. Hal tersebut disampaikan oleh seorang analis populer lain bernama Ali Martinez, yang mengingatkan untuk waspada terhadap koreksi yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat.
“Jika dilihat dari indikator teknis TD Sequential, Bitcoin mungkin akan mengalami penurunan harga sebelum bisa naik lebih tinggi,” papar Martinez.
Saat berita dibuat, harga BTC bertengger di level US$ 65.665. Angka ini merupakam penurunan sebesar 0,1 persen dalam 24 jam terakhir. Meski begitu, Bitcoin masih naik sekitar 4 persen dalam sepekan terakhir.
Selain itu, pemulihan ini juga didukung oleh masuknya likuiditas stablecoin. Dari laporan 10x research, menjelang kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed, hampir US$ 10 miliar stablecoin diluncurkan. Hal ini dapat mendorong lebih banyak likuiditas di pasar kripto, yang bisa membantu Bitcoin dalam reli berikutnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.