CryptoHarian

Bitcoin Tembus Hingga US$ 21.000, Apa yang Perlu Diperhatikan Selanjutnya? 

Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) telah menembus angka resisten di US$ 20.000 untuk pertama kalinya dalam waktu kurun waktu yang sangat lama, ketika pasar dibuka hari ini. Aset ini bahkan mencapai $21.000 dalam waktu singkat, dan memicu euforia yang meluas di kalangan investor.

Saat ini BTC sendiri telah mencapai harga US$ 21.029 pada saat penulisan. Angka ini merupakan hasil dari kenaikan sebesar 5,87 persen dalam jangka waktu 24 jam. Namun, dengan kenaikan kripto utama ini, ada hal yang perlu diperhatikan dalam perkiraan pergerakan di masa mendatang. 

Inflasi AS secara luas mereda dan memperkuat ekspektasi bagi Federal Reserve untuk terus menurunkan kenaikan suku bunga. Akan tetapi, menurut para analis, harga inti yang kaku menunjukkan masih ada risiko bahwa pembuat kebijakan akan tetap dengan kenaikan suku bunga. 

“Laporan CPI sejalan dengan konsensus, tetapi detailnya menggambarkan masih ada tekanan,” tulis ekonom Jefferies Aneta Markowska dan Thomas Simons dalam sebuah catatan minggu ini.

Mereka berpendapat, bahwa pada pertemuan FOMC  selanjutnya bakal kembali terjadi kenaikan 50 basis poin, meskipun itu hanya prediksi dengan keyakinan yang tinggi. 

“Terlepas dari ukuran kenaikan berikutnya, kami memperkirakan FOMC mencapai 5,1%. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah kita bakal akan mencapai angka itu pada bulan Maret atau Mei?,” ujar ekonom tersebut. 

Dan Raju, pendiri dan CEO Tradier yang merupakan perusahaan pialang dan layanan teknologi keuangan mengatakan bahwa The Fed, yang dipimpin oleh Ketua Jerome Powell masih jauh dari target inflasinya. Dirinya mengklaim, jika melihat pergerakan suku bunga Februari sebesar 50 basis poin masih berlaku dan memperkirakan suku bunga akan mencapai 6% tahun ini.

“Saya pikir The Fed akan terus memiliki sikap agresif terhadap kenaikan suku bunga,” kata Raju. 

Di lain pihak, Investor global veteran Mark Mobius, yang dikenal sebagai miliarder pendiri Mobius Capital Partners, telah memperkirakan penurunan besar pada tahun 2022 dan mengatakan bahwa Bitcoin bahkan dapat jatuh hingga kisaran US$ 10.000.

Demikian pula, hal yang sama diprediksi oleh investor maverick lainnya, Matthew Sigel, kepala penelitian aset digital di VanEck, manajer investasi global, melihat Bitcoin turun ke level $12.000 dengan mengutip harga energi yang lebih tinggi. 

Secara mayoritas, para ahli percaya bahwa kenaikan suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih ketat tidak akan memungkinkan Bitcoin untuk pulih secara tajam dalam waktu dekat. Seperti di pasar yang tidak pasti seperti ini, investor tidak akan memilih untuk berinvestasi atau membeli aset berisiko seperti Bitcoin. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.