CryptoHarian

Bitcoin Turun di Bawah US$ 50.000, Simak Pendapat Para Ahli Berikut

Cryptoharian – Bitcoin (BTC) baru saja mengalami penurunan drastis sebesar 16 persen, turun di bawah US$ 50.000. Ini membuat banyak investor bingung dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Meski begitu, banyak analis tentang masa depan Bitcoin, dan melihat fluktuasi ini sebagai peluang bagus.

Penurunan harga dari kripto utama ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti dilansir dari decrypt.com. Dalam hal ini, ada 3 faktor utama yang yang menyebabkan penurunan baru-baru ini. Ketiga faktor tersebut adalah kekhawatiran tentang resesi, ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan moneter.

Biasanya, Bitcoin dianggap sebagai perlindungan terhadap ketidakstabilan pasar. Akan tetapi, kali ini aset digital berharaga itu pun juga ikut babak belur dihajar faktor-faktor tersebut. Selain itu, peluncuran Bitcoin Spot ETFs (Exchange-Traded Funds) yang menarik banyak minat institusional juga berpengaruh. Meski arus masuk mencapai US$ 17 miliar, harga Bitcoin tetap tidak naik seperti yang diharapkan banyak orang.

Komentar Berbagai Ahli

Salah satu dari pakar aset digital, yakni Rich Rines yang merupakan kontributor CORE DAO, melihat penurunan harga Bitcoin sebagai bagian dari proses pematangan. Ia yakin fluktuasi tajam ini adalah peluang untuk membeli bagi investor strategis.

“Produk keuangan baru seperti ETF dan opsi hasil bisa meningkatkan stabilitas pasar dan menarik lebih banyak investor,” ungkap Rines.

Baca Juga: Investor Ini Tuding Jepang dan Amerika Jadi Penyebab Utama Guncangan Hebat di Pasar Kripto

Ada pula Pedro Lapenta, kepala penelitian di Hashdex yang menyatakan setuju dengan pernyataan Rines. Dalam hal ini, dirinya melihat penurunan harga baru-baru ini sebagai tanda ketahanan Bitcoin. Lapenta percaya bahwa saat harga Bitcoin turun, itu adalah kesempatan untuk membeli.

“Mengingat adopsi institusional dan tahap siklus kripto saat ini, kami melihat setiap penurunan harga BTC sebagai peluang untuk membeli,” ujarnya.

Namun tidak semua analis setuju dengan pandangan optimis ini. 10x Research memprediksi bahwa dalam jangka pendek, Bitcoin akan menghadapi hambatan signifikan. Mereka memperkirakan harga akan menghadapi resistensi kuat pada kisaran US$ 56.000 hingga US$ 57.000.

Meski ada arus masuk besar ke dalam ETF Bitcoin, lanjutnya, harga tetap stagnan. Hal ini tentunya akan menimbulkan pertanyaan tentang motivasi penjual di pasar.

“Kami memperkirakan harga Bitcoin akan turun ke kisaran US$ 40.000-an sebelum bull market berikutnya,” kata 10x Research.

Sementara itu, Michael Terpin selaku pendiri Transform Ventures, memberikan pandangan jangka panjang. Ia percaya bahwa meskipun ada penurunan harga saat ini, pasar bull akan berlanjut dengan kenaikan solid pada bulan Oktober dan November.

“Jika Trump menang, gelombang pembeli baru bisa mendorong harga Bitcoin melampaui $100,000,” kata Terpin.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.