Cryptoharian – Bitcoin mungkin akan memasuki fase penurunan baru setelah investor mulai mengurangi eksposur terhadap aset ini. Menurut analisis terbaru dari platform CryptoQuant, perubahan pola pergerakan Bitcoin di bursa menunjukkan adanya potensi pelemahan harga.
CryptoQuant mengamati metrik yang disebut Inter-Exchange Flow Pulse (IFP), yang melacak pergerakan Bitcoin antara bursa derivatif dan bursa spot. Hasil analisis menunjukkan bahwa tren saat ini mengarah ke fase bearish, yang bisa menjadi tanda awal penurunan harga Bitcoin.
Melansir dari cointelegraph.com, analis CryptoQuant J.A. Maartunn menjelaskan bahwa ketika banyak Bitcoin mengalir ke bursa derivatif, ini biasanya menunjukkan tren bullish. Hal ini karena trader menggunakannya untuk membuka posisi long, yang berarti mereka bertaruh pada kenaikan harga.
Namun, yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Bitcoin mulai keluar dari bursa derivatif dan berpindah ke bursa spot, yang sering kali menjadi tanda bahwa whale mulai mengurangi resiko mereka. Biasanya, ini terjadi ketika posisi long ditutup, yang mengindikasikan penurunan kepercayaan terhadap tren naik.
Baca Juga: Dua Kripto Bagus Yang Mungkin Mencetak Rekor Baru di Bulan Maret
Data dari CryptoQuant juga menunjukkan pola seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Pada Maret 2021, metrik IFP mencapai titik tertingginya, sekitar satu bulan sebelum Bitcoin mencapai rekor harga US$ 58.000 saat itu. Pola yang sama juga terlihat di puncak-puncak siklus sebelumnya.
Menariknya, saat Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 109.000 pada Januari 2025, indikator IFP tidak mencapai level puncak seperti sebelumnya. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa reli harga kali ini tidak didorong oleh spekulasi sebesar bull run sebelumnya.
Kendati demikian, banyak analis masih percaya bahwa tren bullish Bitcoin secara keseluruhan tetap terjaga.
Beberapa faktor makroekonomi diperkirakan akan memainkan peran penting dalam pergerakan harga ke depan. Salah satunya adalah kebijakan moneter The Fed di Amerika Serikat. Saat ini, bank sentral Amerika masih menahan diri untuk menurunkan suku bunga, yang membuat pasar aset beresiko seperti Bitcoin tidak terlalu kondusif. Namun, jika kondisi ekonomi membaik dan likuiditas global meningkat, Bitcoin bisa kembali mengalami kenaikan.
Sementara itu dalam jangka pendek, aktvitas whale akan menjadi faktor kunci dalam menentukan level support harga. Jika investor besar mulai kembali membeli Bitcoin dalam jumlah besar, itu bisa menjadi tanda bahwa pasar siap untuk pulih.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.