CryptoHarian

Dampak Resesi Pada Aset Kripto

CRYPTOHARIAN – Kabar resesi ekonomi di Amerika Serikat semakin menguat dengan berbagai data finansial dan pergerakan pasar.

Hal tersebut juga didukung kembali oleh CEO Real Vision, Raoul Pal dalam wawancara bersama EVERYDAY CRYPTO.

Raoul Pal mengungkapkan analisanya tentang situasi finansial Amerika Serikat pada saat ini. Menurutnya, harga-harga komoditas di AS melampaui kapasitas pertumbuhan ekonominya.

“Data menunjukkan harga semakin melonjak saat ini. Sehingga perbendaharaan aset pemerintah Amerika Serikat menjadi sangat mahal terhadap siklus ekonomi yang terjadi,” ujarnya.

Namun di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa NASDAQ memiliki situasi yang berbeda dengan ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan. Selain NASDAQ, terdapat S&P 500, Cyclicals, Small/Large Cap, dan HY Spread yang mengalami situasi serupa.

Pal mengungkapkan bahwa NASDAQ berada pada kestabilan diikuti oleh pasar obligasi dalam neraca perdagangan.

“Grafik seolah mengungkapkan bahwa NASDAQ akan mencapai keseimbangan dan pasar obligasi mendekatinya. Serta banyak hal lain terjadi di sekitar neraca perdagangan,” ujar Pal.

Namun salah satu poin penting yang disampaikan Raoul Pal dalam analisanya tersebut adalah dampak resesi terhadap pasar kripto.

“Poin utama lainnya adalah bahwa kondisi tersebut juga berdampak pada aset kripto,” ujarnya.

Ia bahkan mengungkapkan bahwa pergerakan ekonomi secara keseluruhan merupakan salah satu faktor pendorong utama pasar kripto.

Pal memfokuskan pengamatan pada data ketersediaan uang global dari tahun ke tahun. Ia menghubungkannya dengan pergerakan nilai Bitcoin di pasar kripto.

Menurut Pal, terdapat eksistensi pendorong utama pergerakan nilai Bitcoin. Secara khusus, ia mengungkapkan bahwa faktor tersebut merupakan komponen mayor.

“Faktor tersebut bukan hanya komponen biasa, namun faktor pendorong dominan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini pasokan uang dunia menurun dalam waktu tertentu. Pasalnya banyak orang menahan diri untuk bertransaksi dalam kondisi resesi.

Hal tersebut tentu merupakan kondisi rasional dalam situasi pasar. Namun ternyata, hal tersebut juga berdampak pada menurunnya nilai Bitcoin.

Sehingga situasi ekonomi terkini juga mengindikasikan masa sulit bagi aset kripto. Kondisi tersebut juga didukung dengan berbagai situasi penurunan nilai aset kripto dalam beberapa bulan terakhir.

Nilai Bitcoin berada pada US$23.012 per asetnya pada Jumat, 22 Juli 2022. Besaran tersebut tentu masih sangat jauh dari nilai tertingginya yang mencapai US$64.400 pada November 2021.

“Secara sederhana, hal tersebut mengungkapkan fakta bahwa Bitcoin dan aset risiko lain yang terhubung dengan NASDAQ menjadi semakin murah dan saham pendukung juga semakin menurun,” ujar Pal. [St]

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.