Cryptoharian – Bitcoin (BTC) baru saja mendekati rata-rata pergerakan 50 minggu (50-week moving average/MA), yang saat ini berada di kisaran US$ 75.860. Secara historis, level ini sering menjadi area support yang menahan penurunan harga Bitcoin.
Namun, menurut salah satu influencer kripto dengan nama akun X ‘CycleFans’, meskipun ada kemungkinan harga sudah mencapai titik terendah untuk beberapa minggu ke depan, pasar kripto akan segera memasuki periode yang biasanya bearish. Dalam empat tahun terakhir, bulan April hingga Juni selalu menjadi momen sulit bagi Bitcoin, dengan pola sebagai berikut.
- 2021: Mengalami mini bear market.
- 2022: Memasuki bear market penuh.
- 2023 – 2024: Mengalami koreksi harga yang cukup besar.
Analisis Grafik
Jika melihat grafik yang dibagikan oleh CycleFans, kita bisa melihat bahwa setiap tahun, antara April hingga Juni, harga Bitcoin cenderung tajam. Saat ini, harga BTC masih bertahan di sekitar US$ 69.000, sedikit di bawah MA 50 minggu. Ini berarti ada dua kemungkinan skenario:
- Jika BTC bertahan di atas MA 50 minggu, ada peluang pemantulan harga dalam jangka pendek.
- Jika BTC turun di bawah MA 50 minggu, maka pola bearish yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya bisa terulang kembali, dengan potensi koreksi yang lebih dalam.
Meskipun fundamental Bitcoin tetap kuat dalam jangka panjang, investor dan trader perlu berhati-hati terhadap volatilitas dalam beberapa bulan ke depan. Jika pola musiman berulang, kita bisa melihat tekanan jual yang lebih besar di pasar kripto.
Baca Juga: 6 Event Kripto yang Jangan Sampai Anda Lewatkan Pekan Ini
Di tambah lagi, CEO dari CryptoQuant yakni Ki Young Ju dalam update di akun X-nya, mengatakan bahwa siklus bull Bitcoin sudah berakhir. Dalam sebuah tweet, ia membagikan grafik yang menunjukkan pola siklus harga Bitcoin. Berdasarkan data ini, ia memperkirakan bahwa pasar akan mengalami bahwa pasar akan mengalami pergerakan sideways atau bahkan menurun selama enam jam hingga dua belas bulan ke depan.
Dalam grafik tersebut, tampak bahwa dalam siklus sebelumnya, harga Bitcoin mengalami lonjakan signifikan sebelum akhirnya memasuki periode stagnasi atau penurunan yang cukup lama. Menurut Ki Young Ju, pola ini kemungkinan besar akan terulang kembali, sehingga investor perlu bersiap menghadapi fase yang kurang menguntungkan dalam waktu dekat.
CryptoQuant menggunakan berbagai indikator on-chain untuk menganalisis pergerakan pasar, salah satunya adalah metrik profit and loss (PnL). Sinyal jual yang muncul dalam grafik sebelumnya sering kali bertepatan dengan puncak harga Bitcoin. Jika pola ini terus berlanjut, maka prediksi Ju bahwa harga akan bergerak lebih lambat atau turun dalam beberapa bulan ke depan bisa menjadi kenyataan.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.