Cryptoharian – Managemen baru dari perusahaan kripto yang bangkrut, FTX berencana mengembalikan dana para kreditur yang masih tersangkut. Hal ini tentunya memicu ketakutan tersendiri akan turunnya harga, terkait aset yang bakal diedarkan kembali ke pasar.
Manajemen baru FTX kini telah mengidentifikasi aset senilai US$ 5,5 miliar yang dapat digunakan untuk membayar kreditur. Pada 17 Januari lalu, debitur FTX mengidentifikasi US$ 3,5 miliar berupa aset kripto, serta US$ 1,6 miliar dana yang tersisa di perusahaan.
Diketahui, untuk kepemilikan paling banyak adalah SOL dan FTT, bersama dengan aset likuid termasuk XRP, DOGE, Aptos (APT), Polygon (MATIC), TON, dan BitDAO (BIT).
“Jadi likuidator menghitung harga token pada saat pengajuan, dan menganggap US$ 529 juta FTT sebagai ‘likuid’ dalam perhitungan ini, serta US$ 685 juta Solana yang akan menjadi mega nuklir pasar SOL,” ungkap Mitra Cinneamhain Ventures, Adam Cochran.
Meski begitu, kekhawatiran juga datang dari daftar token tidak likuid termasuk token prediksi Donald Trump, koin penggalangan dana hewan, dan token untuk beberapa proyek Solana juga diprediksi bakal dijual, sehingga menyebabkan jatuhnya harga.
Pada 18 Januari, reporter Fortune Leo Schwartz juga memposting laporan FTX, menyoroti daftar “token yang tidak likuid” mencakup hampir 10 miliar Serum (SRM), LUNA, dan versi BTC dan ETH yang dibungkus Solana.
Namun, ternyata ada banyak token proyek yang tidak jelas seperti TRUMPLOSE, BEAR, dan MEDIA. Sementara, untuk aset tidak likuid lainnya termasuk 2,4 miliar Alium Finance (ALM), dan lebih dari 277 juta di Bonafida (FIDA), platform pengembang Solana. Daftar ini juga termasuk kepemilikan BRZ, GT, LIKE, HRXO, MSOL, JSOL, XSUSHI, AELPH, dan JET.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.