Inilah 3 Alasan Mengapa Harga Bitcoin Bullish 25 Maret 2020

Bitcoin (BTC) harganya telah melonjak lebih dari 31% selama 7 hari terakhir. Pada saat pers, harga BTC menduduki Rp 109 juta-an, menurut Indodax.

1. Kongres Mendiskusikan Dolar Digital dengan The Fed untuk Melawan Krisis

Demokrat House mengusulkan dua rancangan yang berputar di sekitar penciptaan dolar digital dan dompet digital, sehingga Federal Reserve (The Fed) dapat mentransfer uang digital langsung ke individu dan bisnis. Langkah ini dimaksudkan untuk mendukung ekonomi di tengah pandemi COVID-19 atau ditengah kekacauan ekonomi, karena AS hanya mengejar Cina dan Italia dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi.

Rancangan undang-undang ini disebut “Bertanggung Jawab atas Tindakan Pekerja dan Keluarga” (Take Responsibility For Workers and Families Act) dan “Perlindungan Keuangan dan Bantuan untuk Konsumen Amerika, Negara, Bisnis, dan Undang-Undang Populasi (Financial Protections and Assistance for America’s Consumers, States, Businesses, and Vulnerable Populations Act).”

Menurut penulis undang-undang, The Fed akan menggunakan dolar digital dan dompet digital untuk mentransfer uang ke “individu yang memenuhi syarat,” berjumlah $ 1.000 untuk anak di bawah umur dan $ 2.000 untuk orang dewasa.

Kedua draf dokumen menggunakan definisi yang sama untuk dolar digital:

Istilah ‘dolar digital’ berarti saldo yang dinyatakan sebagai nilai dolar yang terdiri dari entri buku besar digital yang dicatat sebagai kewajiban dalam rekening bank Federal Reserve mana pun, atau unit nilai elektronik, dapat ditebus oleh lembaga keuangan yang memenuhi syarat (sebagaimana ditentukan oleh Dewan Gubernur Sistem Cadangan Federal).

Undang-undang tersebut mungkin didukung oleh Kongres, dan The Fed tidak akan keberatan karena sebelumnya mengakui bahwa mereka berpikir untuk mengeluarkan mata uang digital.

Baca Juga: 10 Situs Mining Bitcoin Gratis Tanpa Deposit 2020 + BUKTI [Updated]

2. The Fed Pumping Uang Tunai Tanpa Batas, Saham dan Bitcoin Bereaksi

Kemarin, The Fed mengejutkan pasar ketika mengumumkan dukungannya yang tidak terbatas untuk perekonomian. Selain membeli lebih banyak surat berharga dan surat berharga yang didukung hipotek, bank sentral juga akan membeli obligasi korporasi dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) terkait.

Johnny Fine, kepala Goldman Sachs dari Investment Grade Bonds mengatakan kepada CNBC:

“Ini adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh The Fed.”

The Fed akan membeli obligasi korporasi di bawah program yang disebut “Secondary Market Corporate Credit Facility.”

Pelonggaran kuantitatif The Fed yang tidak terbatas mendorong pasar saham, yang mendorong banyak investor institusi untuk memeriksa aset lain, termasuk Bitcoin.

3. Cina Hampir Pulih dari Corona, Berpotensi Untuk Uji Pengobatan Keseluruh Dunia

Cina telah melaporkan nol kasus lokal selama beberapa hari berturut-turut, meskipun jumlah kasus impor meningkat. Namun demikian, bisnis di banyak daerah mulai bangkit kembali. Namun, banyak yang skeptis dengan laporan Cina, dan ada kekhawatiran bahwa kasus impor dapat memicu gelombang lain.

Tanda harapan lain adalah obat antimalaria yang disebut hydroxychloroquine, yang baru-baru ini digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump. Obat, yang telah ada selama lebih dari 70 tahun, telah berhasil digunakan melawan COVID-19 di banyak rumah sakit di Cina, Korea Selatan, dan di Perancis.

Namun, banyak ahli memperingatkan bahwa obat dan pendahulunya, klorokuin, belum disetujui secara resmi sebagai pengobatan COVID. Selain itu, beberapa orang keracunan dan bahkan meninggal karena overdosis dengan mengonsumsi klorokuin setelah komentar Trump.

Sementara obat ini diketahui memiliki efek samping yang parah terutama ketika dosisnya diabaikan, banyak percobaan telah dimulai di Eropa karena obat ini adalah di antara beberapa obat yang menunjukkan hasil yang mengesankan terhadap virus corona.

Untuk pembaca Cryptoharian, kita himbaukan untuk tetap berada dirumah atau keluar seperlunya.