Cryptoharian – Pada hari Selasa (17/9/2024), harga Bitcoin (BTC) naik sebesar 6,4 persen dalam kurun waktu kurang dari 12 jam dengan capaian lebih dari US$ 61.000, yang merupakan level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.
Meskipun kenaikan ini tampak positif, data dari pasar derivatif menunjukkan bahwa investor masih berhati-hati. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah Bitcoin bisa bertahan di atas US$ 60.000 atau turun kembali ke sekitar US$ 58.000.
Melansir dari cointelegraph.com, kenaikan harga Bitcoin dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika yang lebih baik dari perkiraan. Indeks saham S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi setelah laporan ekonomi menunjukkan kemungkinan besar The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,50 persen pada Rabu, (18/9/2024).
Penjualan ritel di AS meningkat 0,1 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, sementara produksi industri naik 0,8 persen, didorong oleh pemulihan di sektor kendaraan bermotor. Data ini mengurangi kekhwatiran resesi yang sebelumnya sempat muncul akibat kenaikan biaya pembiayaan.
Beberapa analis sempat khawatir bahwa pasar saham telah memasuki fase bubble atau gelembung. Pasalnya, valuasi dari perusahaan teknologi yang terlalu tinggi dan penggunaan utang yang berlebihan. Namun, data ekonomi yang positif baru-baru ini sedikit kekhawatiran tentang koreksi tajam di pasar saham.
Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga Pertama Kali Sejak 2020, Ini Prediksi Altcoin yang Bakal Meledak
Pasar obligasi AS sekarang memperkirakan 63 persen kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga, naik dari 34 persen pada minggu sebelumnya, menurut data dari CME FedWatch tool.
Sentimen Masih Lesu
Walaupun harga Bitcoin naik tajam, pasar derivatif Bitcoin menunjukkan bahwa para trader masih bersikap hati-hati. Metrik penting yang dilihat adalah premi berjangka Bitcoin.
Dalam kondisi normal, kontrak berjangka Bitcoin biasanya diperdagangkan dengan premi tahunan antara 5 persen hingga 10 persen. Namun, pada 16 September lalu, premi ini hanya berada di kisaran US$ 6 persen, yang mendekati level netral.
Pasar opsi Bitcoin juga menunjukkan tanda-tanda keraguan. Metrik yang disebut skew delta 25 persen mengukur apakah trader lebih khawatir tentang penurunan atau kenaikan harga. Saat ini metrik ini berada di kisaran 2 persen, yang menunjukkan bahwa sentimen pasar masih netral dan trader tidak terlalu optimis atau pesimis.
Faktor lain yang turut memengaruhi pasar adalah lemahnya permintaan stablecoin di China, yang sering dianggap sebagai indikator apakah pedagang memasuki atau keluar dari pasar kripto. Premi USD Tether (USDT), yang membandingkan nilai USDT di pasar peer-to-peer dengan nilai tukar resmi dolar AS, telah menunjukkan diskon 0,3 persen sejak 9 September lalu.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.