CryptoHarian

Investor Mulai Panik, BTC Siap Menuju di Bawah US$ 78.000?

Crytoharian – Bitcoin (BTC) turun 6,5 persen sejak 28 Maret. Penurunan ini disertai aksi jual dari pemegang jangka pendek yang menjual di posisi rugi, sementara rasio Sharpe tahunan menunjukkan penurunan imbal hasil BTC yang disesuaikan resiko.

Melansir dari ambcrypto.com, sentimen pasar kripto ikut tertekan setelah kabar soal tarif baru dan pemerintah Amerika Serikat yang akan berlaku mulai 2 April. Kombinasi faktor teknikal dan makro ini membuat pasar kembali diliputi ketakutan.

Sentimen Tak Mendukung, Tren Bearish Masih Bertahan

Meski Bitcoin Rainbow Chart menandakan BTC ‘masih murah’, indikator ini tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar keputusan investasi jangka panjang. Harga BTC masih berada dalam tren turun, dan belum ada sinyal pembalikan arah dalam waktu dekat.

Indeks Fear and Greed telah berada di zona ‘takut’ sejak akhir Februari. Sepanjang Maret, indeks tidak pernah melewati angka 50 dan malah mencetak titik terendah baru sejak pertengahan Maret, turun di bawah level 30. Ini menandakan tekanan jual bisa makin kuat dalam waktu dekat.

Struktur Teknis BTC, Lemah di Semua Sisi

Secara teknikal, grafik harian BTC menunjukkan sentimen bearish yang solid. Harga gagal membentuk higher high di atas US$ 90.000 dan kini turun di bawah zona support lokal US$ 82.500. Indikator moving average 20 dan 50 hari juga mengkonfirmasi arah turun ini.

Baca Juga: Berapa Kira-Kira Harga Shiba Inu Jika Dogecoin Bisa Mencapai US$5?

Volume On-Balance Volume (OBV) terus menurun sejak Februari. Meski sempat stabil di akhir Maret, tekanan jual terbaru telah menghapus harapan pemulihan. Jika OBV membentuk level terendah baru, penurunan harga ke bawah US$ 78.000 jadi kemungkinan kuat.

Tekanan Makro Jadi Pemicu

Melansir dari financemagnates.comPenurunan terbaru Bitcoin mencerminkan tren yang sama di aset kripto lain. Data dari bursa Bitstamp menunjukkan BTC turun 1,2 persen dari sesi sebelumnya, menembus level support lokal dan memperpanjang tren penurunan.

Salah satu faktor utama yang memicu penurunan ini adalah ketidakpastian makroekonomi, khususnya terkait kebijakan tarif perdagangan Amerika. Pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan tarif baru yang mulai berlaku 2 April 2025, menargetkan impor dari Kanada, Meksiko dan China.

Tarif Tersebut mencakup bea 25 persen untuk barang Kanada dan Meksiko, serta 10 persen untuk barang dari China, dengan kemungkinan kenaikan lanjutan. Situasi ini memicu kekhawatiran pasar akan perang dagang, mendorong investor keluar dari aset beresiko seperti kripto, dan beralih ke aset aman seperti emas, yang kini mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.