Cryptoharian – Bitcoin (BTC), yang merupakan mata uang kripto terbesar di dunia, saat ini berada di titik kritis. Banyak ahli memperdebatkan apakah harga Bitcoin akan segera mengalami breakout, atau justru akan turun.
Hal ini pun mengundang salah satu analis pasar kripto ternama, yakni Benjamin Cowen. Dalam pemaparannya di media sosial X, Cowen menyatakan bahwa Bitcoin saat ini berada di posisi yang mirip dengan situasi di tahun 2019, setelah bank sentral pertama kali menurunkan suku bunga.
Saat itu, Bitcoin sempat naik tapi hanya mencapai titik tertinggi yang lebih rendah sebelum akhirnya turun drastis ke garis rata-rata pergerakan 100 minggu (100-week Simple Moving Average atau SMA). Saat ini, SMA tersebut berada di sekitar US$ 42.000, yang bisa menjadi titik penopang jika Bitcoin turun lagi.
“Bitcoin berada di persimpangan yang penting. Jika terjadi kenaikan (breakout), maka pergerakan tersebut akan lebih sesuai dengan pola historis Bitcoin,” ungkap Cowen, Sabtu (19/10/2024).
Akan tetapi, dirinya juga mengingatkan bahwa ada alasan untuk berhati-hati. Saat ini, posisi harga Bitcoin berada di titik yang sama dengan 2019, di mana setelah terjadi kenaikan pada aset Bitcoin, harganya justru disusul dengan penurunan.
Baca Juga: Bitcoin Berpotensi Tembus ke Level Ini Sebelum Akhir Tahun, Menurut Analis Berikut
Cowen menyampaikan, kebijakan moneter seperti suku bunga dan pengaturan uang beredar, sangat mempengaruhi Bitcoin. Dia mencatat bahwa pada siklus sebelumnya, butuh penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) dan kebijakan pelonggaran moneter (quantitative easing/QE) agar Bitcoin bisa mencapai puncak yang lebih tinggi.
Namun, ia mengaku baru kali ini ada penurunan 50 basis poin, sementara kebijakan pengetatan suku bunga masih berlaku. Ini menjadi alasan mengapa banyak orang khawatir Bitcoin mungkin belum siap untuk melampaui level US$ 70.000.
“Jika Bitcoin bisa mencapai titik di atas US$ 70.000, ini akan mengurangi kekhawatiran tentang kebijakan moneter,” ujarnya.
Namun, setelah bulan Maret 2024, Bitcoin menurutnya masih belum mampu meraih kembali angka tersebut.
“Satu hal menarik lainnya, adalah meski biasanya dominasi Bitcoin menurun di tahun-tahun terjadi halving, kali ini, dominasi Bitcoin tetap menunjukkan kaki yang kokoh. Ini mungkin karena pengaruh kebijakan moneter yang memang tidak bisa diabaikan,” pungkas Cowen.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.