CryptoHarian

Joe Consorti: Kekuatan Dolar AS Bisa Jatuhkan Bitcoin

Cryptoharian – Pengamat Bitcoin (BTC), Joe Consorti memperingatkan bahwa nilai Bitcoin bisa mengalami penurunan lebih jauh akibat penguatan dolar Amerika Serikat (USD), yang mencapai nilai tertinggi dalam 26 bulan terakhir.

Dalam postingan terakhirnya di media sosial X, Consorti mengingatkan bahwa penguatan dolar seperti ini sebelumnya pernah menyebabkan penurunan besar pada harga Bitcoin. Ia menegaskan, terakhir kali USD menguat dari level ini menuju saat ini menuju puncaknya, BTC turun 25 persen.

“Saat ini, BTC baru terkoreksi 15 persen. Kekuatan dolar mungkin akan menyebabkan lebih banyak ‘darah’ bagi BTC sebelum pemulihan,” ungkap Consorti, seperti dilansir dari cryptopolitan.com.

Meski begitu, peringatan ini bukanlah hal mengejutkan banyak pengamat mata uang kripto. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap mata uang utama seperti Euro, Pound Sterling dan Yen baru saja mencapai level tertinggi dalam dua tahun. Selama tiga bulan terakhir, nilai DXY telah naik lebih dari 3 persen.

Sejarah menunjukkan bahwa ketika USD menguat, aset berisiko seperti Bitcoin dan saham biasanya berkinerja buruk. Menurut analis Timothy Peterson, dolar yang lebih kuat membuat Bitcoin lebih mahal bagi investor internasional.

“Ini karena sebagian besar perdagangan Bitcoin dihargai dalam USD,” ujarnya.

Penguatan USD ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan perdagangan Amerika. Ancaman tarif dagang dari pemerintahan Trump, misalnya, menciptakan ketidakpastian pasar dan mendorong investor beralih ke dolar sebagai aset yang lebih stabil. Selain itu, ekonomi AS yang relatif kuat dibandingkan negara lain juga menjadi faktor utama.

Baca Juga: Analis Kripto Berikan Target Harga untuk 4 Koin Papan Atas, Simak Selengkapnya

Baru-baru ini, AS mencatat penurunan klaim pengangguran mingguan ke level terendah dalam delapan bulan. Dengan inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, investor melihat ekonomi AS sebagai tempat yang aman.

Namun, tidak semua ahli sepakat bahwa USD akan terus menguat. Andreas Steno, CEO Steno Research berpendapat bahwa kekuatan USD mungkin sudah mendekati puncaknya, terutama jika mengacu pada pola yang terjadi pada 2016-2017. Sebaliknya, analis kripto Benjamin Cowen memperkirakan DXY masih memiliki ruang untuk naik dan mencapai puncak lokal kuartal pertama 2025.

Kendati dolar yang kuat dapat menjadi tantangan bagi Bitcoin, beberapa ahli tetap percaya bahwa penguatan ini tidak akan berdampak terlalu besar. Seperti yang dikatakan oleh John Kicklighter, yang menunjukkan bahwa meskipun USD kuat terhadap mata uang fiat, hal ini belum tentu berlaku jika dibandingkan dengan komunitas seperti minyak mentah.

“Bitcoin yang sering dianggap sebagai komoditas digital bisa memiliki pola yang sama,” kata Kicklighter.

Faktanya, meski DXY terus menguat sejak bulan September, hal tersebut tidak menghentikan Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa pada bulan Desember. Data dari jaringan blockchain juga menunjukkan bahwa Bitcoin saat ini masih berada dalam tren bullish.

Di samping itu, analis dari CryptoQuant yang dikenal dengan sebutan ‘Avocadoonchain’ mengungkapkan bahwa metrik seperti Spent Output Profit Ratio (SOPR) dan Miner Position Index (MPI) mengindikasikan bahwa pasar masih berada dalam fase pemulihan.

“Metrik SOPR dan MPI menunjukkan pasar masih berada dalam tahap pulih, bukan akhir dari siklus,” pungkas Avocadoonchain.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.