CryptoHarian

Kenaikan Bitcoin Tidak Diikuti Altcoin, Ini Penyebabnya Menurut Analis

Cryptoharian – Jika anda seorang investor kripto, anda mungkin telah memperhatikan Bitcoin (BTC) telah mengalami kenaikan yang mengesankan akhir-akhir ini. Namun, kenaikan yang dialami Bitcoin ini tidak disertai oleh altcoin lainnya.

Hal ini bisa saja membuat frustrasi dan membingungkan, terutama jika anda terbiasa melihat altcoin berkinerja baik selama pasar bull.

Dalam hal ini, seorang analis dengan nama @AltcoinSherpa mengatakan, para investor perlu melihat di mana posisi dalam siklus pasar dan beberapa konteks tahun 2020 untuk Bitcoin dan Ethereum.

“Penting untuk dicatat bahwa siklus saat ini tidak mungkin sekuat tahun 2020, yang mana merupakan kenaikan besar-besaran dari US$ 10.000 ke US$ 60.000,” ungkap Sherpa.

Sherpa mengatakan, mayoritas pergerakan di tahun 2020 adalah BTC mengakumulasi likuiditas dan mempertahankan posisinya. Hal ini memungkinkan aset tersebut untuk meroket di kemudian hari.

Altcoin di sisi lain lesu selama periode dua tahun penuh pada 2018-2019. Akibatnya, pasangan alt/BTC hancur selama dua tahun berturut-turut dan dominasi BTC sangat tinggi.

“Namun pada tahun 2020, summer untuk DeFi mulai beraksi dengan koin seperti AAVE, CRV, dan YFI meningkat dengan sangat baik. Namun pada winter 2020, banyak altcoin anjlok, dengan koin DeFi menjadi yang terdampak paling besar,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penyebab dari altcoin tidak mengikuti keuntungan BTC baru-baru ini, lantaran kenyataan bahwa altcoin meningkat tajam pada saat musim panas dan perlu diatur ulang. Aset di luar BTC ini, lanjut Sherpa, perlu menenangkan diri. 

Menurutnya meski nilai ALT/USD terkadang stabil, namun nilai ALT/BTC secara keseluruhan menurun. Ini berarti anda lebih baik memegang Bitcoin daripada altcoin. Pasalnya, mayoritas investor kripto memiliki altcoin, bukan BTC. Namun, jika BTC terus bertahan, altcoin kemungkinan akan mengikuti dan naik tinggi pada akhirnya.

“Tapi apa yang terjadi begitu Bitcoin stagnan? Kita akan menyaksikan melihat harga altcoin naik secara signifikan. Banyak dari aset ini keluar dari periode konsolidasi multi-bulan, dan musim alt terbesar kedua sepanjang masa adalah pada Januari 2021. Semua orang menukarkan dengan dolar sedangkan BTC turun signifikan,” kata Altcoin Sherpa.

BTC, lanjutnya, saat ini keluar dari kisaran multi-bulan dan makro untuk pertama kalinya. Jika BTC dapat menjalankan kinerja, maka kemungkinan target selanjutnya adalah US$ 35.000 hingga US$ 40.000.

Tapi setelah BTC mulai mendingin dan berkonsolidasi, maka Alts harus lepas landas. Sherpa juga mengklaim bahwa secara kontekstual hal tersebut juga masuk akal. Alts baru saja berlari kencang baru-baru ini dan banyak yang anjlok seperti GALA, SYN dan AVAX. 

Kendati demikian, dirinya berharap agar altcoin tetap mendingin selama beberapa minggu ke depan karena BTC harus melakukan tugasnya. Ia juga memperkirakan bakal ada banyak downtrend bagi sebagian besar investor.

“Dalam jangka pendek, saya rasa tidak masuk akal untuk memperdagangkan apa pun selain BTC dan/atau hanya shorting altcoin,” pungkas Sherpa. 

Berita Bitcoin: Analisis Harga Bitcoin Menurut Pakar, Apakah BTC Masih Bullish?

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.