CryptoHarian

Kenapa Harga Bitcoin Bisa Kembali Ke US$100.000 Lagi?

Data perekonomian Amerika yang baru saja dipublikasikan tadi malam pada pukul 20.30 WIB atau 21.30 WITA menjadi sorotan utama pasar global. 

Setelah kabar tersebut dipublikasi, harga Bitcoin bergerak naik drastis kembali ke daerah $100,000 dan saat ini masih bertahan di atas $98,000. 

Artikel ini akan membahas mengenai dampak publikasi data inflasi tersebut dan bagaimana reaksi Bitcoin hingga beberapa hari ke depan.

Publikasi Data Inflasi Amerika 

Tadi malam, data inflasi Amerika Serikat yang mencakup Core Inflation, CPI (Consumer Price Index), serta tingkat inflasi bulanan dan tahunan dipublikasi. 

Core inflation pada basis bulanan mengalami kenaikan sebesar 0.2%, yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0.3%, serta sesuai dengan ekspektasi pasar. 

Pada basis tahunan, core inflation turun menjadi 3.2% dari 3.3% sebelumnya. Di sisi lain, headline inflation menunjukkan kenaikan pada basis bulanan, meningkat menjadi 0.4% dari 0.3% bulan sebelumnya. Secara tahunan, headline inflation juga naik dari 2.7% menjadi 2.9%.

Analisis terhadap data ini menunjukkan adanya dualitas dalam kondisi ekonomi Amerika Serikat. 

Penurunan pada core inflation memberikan sinyal positif jangka pendek bagi pelaku pasar, terutama karena hal ini meningkatkan kemungkinan kebijakan dovish dari Federal Reserve. 

Namun, kenaikan pada headline inflation memberikan indikasi bahwa tekanan ekonomi masih ada, menandakan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik. 

Dalam konteks ini, core inflation yang lebih rendah mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, yang umumnya memberikan efek positif bagi aset berisiko seperti kripto. 

Sementara itu, kenaikan headline inflation dapat memunculkan kekhawatiran mengenai stabilitas ekonomi jangka panjang, sehingga menciptakan sentimen campuran di pasar.

Dalam jangka pendek, sentimen dovish dari Federal Reserve dapat memberikan tekanan pada dolar Amerika Serikat, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik aset berisiko termasuk Bitcoin. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai penurunan suku bunga acuan. 

Kebijakan moneter yang lebih longgar akan mendorong konsumsi dan investasi, menciptakan peluang bagi pasar kripto untuk mencatatkan kenaikan lebih lanjut. Akan tetapi, tekanan inflasi yang masih tinggi tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar.

Analisis Harga Bitcoin

Reaksi pasar terhadap publikasi data inflasi ini cukup positif, dengan harga Bitcoin yang langsung melonjak ke kisaran $100,000 setelah data dipublikasi. 

Dalam kondisi ini, Bitcoin mendapat manfaat dari ekspektasi dovish terkait kebijakan Federal Reserve, yang memberikan narasi positif untuk aset digital ini. 

Grafik Harian BTCUSD

Namun, kemungkinan besar Bitcoin belum akan mengalami apresiasi harga yang signifikan dalam waktu dekat. Faktor utama yang menjadi hambatan adalah ketidakpastian politik di Amerika Serikat menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada 20 Januari 2025.

Pelantikan ini diperkirakan akan memicu volatilitas tambahan di pasar keuangan, termasuk pasar kripto, karena adanya ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi dan pernyataan-pernyataan dari pemerintahan baru. 

Ketidakpastian ini akan membuat investor cenderung berhati-hati, sehingga Bitcoin kemungkinan besar akan bergerak dalam pola konsolidasi di antara $92,000 dan $101,000 hingga momen pelantikan selesai. 

Selain itu, ketidakpastian mengenai suku bunga acuan juga membatasi ruang bagi Bitcoin untuk mencatatkan apresiasi harga yang lebih besar. Meskipun ada harapan akan penurunan suku bunga, pasar tetap menunggu konfirmasi resmi dari Federal Reserve. 

Apresiasi besar atau dimulainya bull market baru kemungkinan baru akan terjadi setelah langkah konkret diambil terkait kebijakan moneter.

Amerika Serikat memiliki pengaruh besar terhadap pasar kripto global, mengingat volumenya yang mendominasi. Oleh karena itu, berita ekonomi dan kebijakan dari negara ini selalu memberikan dampak signifikan pada pergerakan harga Bitcoin. 

Dalam konteks ini, volatilitas harga Bitcoin yang tinggi mencerminkan sensitivitas pasar terhadap data ekonomi dan perkembangan politik dari Amerika.

Kesimpulan

Publikasi data inflasi Amerika Serikat tadi malam memberikan gambaran yang beragam mengenai kondisi ekonomi negara tersebut. Penurunan core inflation memberikan angin segar bagi pelaku pasar kripto karena meningkatkan harapan kebijakan dovish dari Federal Reserve. 

Namun, kenaikan headline inflation menunjukkan tekanan ekonomi yang masih ada, menciptakan ketidakpastian jangka panjang.

Bitcoin telah merespons data ini dengan apresiasi harga ke kisaran $100,000, tetapi volatilitas tambahan diperkirakan terjadi menjelang pelantikan presiden Amerika pada 20 Januari 2025. 

Hingga momen tersebut, Bitcoin kemungkinan besar akan bergerak dalam pola konsolidasi sambil menunggu kejelasan lebih lanjut dari kebijakan moneter dan politik Amerika. 

Dengan demikian, meskipun prospek jangka pendek terlihat positif, investor tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian yang ada. 

Fokus utama tetap pada perkembangan kebijakan dari Federal Reserve dan dampaknya terhadap pasar aset berisiko seperti Bitcoin.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.