Kerap Turun, Bagaimana Shiba Inu Pertahankan Popularitas?

Cryptoharian – Shiba Inu (SHIB), sebuah mata uang kripto bertema anjing yang diluncurkan pada tahun 2020, dengan cepat menjadi populer di dunia kripto. Meskipun harganya naik turun secara drastis, Shiba Inu masih bertahan sebagai salah satu dari 15 mata uang kripto terbesar di dunia. Keberhasilan ini sebagian besar dipengaruhi oleh media sosial dan dukungan dari tokoh terkenal seperti Elon Musk.

Yang menjadi pertanyaan saat ini, adalah apakah SHIB bisa bertahan menghadapi masa sulit di pasar kripto, yang dikenal sebagai crypto winter?

Era Kejayaan Shiba Inu

Shiba Inu berhasil menarik perhatian berkat dukungan dari selebriti. Koin ini diciptakan oleh seorang pengembang anonim yang dikenal sebagai ‘Ryoshi’ pada tahun 2020 bulan Agustus. Tak butuh waktu lama, koin ini langsung meraih popularitas khususnya di kalangan penggemar koin meme seperti Dogecoin (DOGE). Setelah Musk memberikan dukungan, harga Shiba Inu melonjak 4.000 persen dalam tiga bulan.

namun, lonjakan ini hanya sementara titik Tak lama kemudian, harganya jatuh dan kehilangan 90% dari nilainya. Tahun 2022 membawa lebih banyak tantangan, ketika pasar kripto Mengalami penurunan besar yang kembali menekan harga shiba Inu hingga turun 90%

Tantangan Winter dan Volatilitas Koin Meme

Saat pasar kripto mengalami masa sulit, koin seperti Shiba Inu menghadapi masa yang tidak pasti. Para ahli investasi tradisional seringkali memperingatkan agar tidak berinvestasi dalam koin meme, karena aset tersebut sangat bergantung pada trend media sosial. Grzegorz Drozdz, yang merupakan seorang analis pasar di Contoxia, menyebut kisah Shiba Inu sebagai contoh klasik dari volatilitas koin meme.

“Popularitas Shiba Inu sangat dipengaruhi oleh dukungan dari selebritis seperti Elon Musk. Meskipun ada banyak koin tiruan, Shiba Inu tetap menjadi koin meme paling dikenal,” ungkap Drozdz.

Baca Juga: Koin Meme Solana Bawa Harapan Baru Bagi Investor Kripto

Meskipun ada spekulasi bahwa hype atau popularitas koin meme mulai menurun, tahun 2023 justru membawa harapan baru bagi pasar kripto. Regulator di Amerika Serikat menyetujui 11 ETF Bitcoin Spot, yang dianggap sebagai langkah besar menuju pengakuan resmi kripto sebagai kelas investasi.

Momentum positif ini juga berdampak pada Shiba Inu, dengan harganya melonjak lebih dari 350 persen di awal tahun 2023. Namun, setelah itu harganya kembali turun. Namun meskipun dikelilingi oleh banyak ketidakpastian, beberapa ahli masih optimis dengan koin meme satu ini.

Salah satu tokoh di komunitas Shiba Inu dengan nama panggung ‘Shib Knight’, percaya bahwa koin ini akan mengalami lonjakan harga besar, bahkan bisa melampaui puncak tertingginya yang terjadi pada Oktober 2021. Pun demikian dengan analis lain bernama Eunice Wong dan Javis Mark yang juga optimis, terutama karena Perkembangan positif dalam ekosistem Shiba Inu.

Salah satu perkembangan terbesarnya adalah Shibarium, jaringan layer-2 dari Shiba Inu. Shibarium membantu meningkatkan transaksi di jaringan dan bisa mengurangi pasokan SHIB yang beredar, yang pada akhirnya bisa mendorong harga koin.

Kendati ada beberapa ahli yang memprediksi Shiba Inu akan mencapai puncak baru, sejumlah analis lain mengimbau untuk tetap berhati-hati. Koin meme seperti Shiba Inu tidak memiliki stabilitas seperti kripto lain, misalnya Bitcoin, sehingga investasi di dalamnya lebih beresiko.

Salah satu analis kripto bernama Oscar Ramos, yakin bahwa meskipun harga Shiba Inu baru-baru ini turun, ini justru memberi peluang beli yang bagus.

“Perkembangan dalam ekosistem Shiba Ino, seperti Shibarium, dapat mendorong pertumbuhan harga di masa mendatang,” pungkas Ramos.