CryptoHarian

Lima Blockchain Layer-1 yang Digadang Jadi Game-Changer di 2025

Cryptoharian – Di dunia mata uang kripto, perhatian sering kali fokus pada nama besar seperti Ethereum, Solana dan Bitcoin. Namun, di balik gemerlap itu, sejumlah platform blockchain Layer-1 yang lebih kecil sedang bekerja keras mengatasi tantangan yang tidak bisa diselesaikan oleh para pemain besar. Dalam diam, mereka menghadirkan solusi inovatif yang berpotensi mendobrak industri.

Blockchain Layer-1 adalah fondasi dari jaringan terdesentralisasi. Tidak seperti solusi Layer-2 atau aplikasi yang dibangun di atas platform lain, Layer-1 membangun infrastrukturnya sendiri. Melansir dari thecryptobasic.com, keunggulan ini memungkinkan mereka berinovasi langsung di level protokol, menghadirkan skalabilitas, keamanan dan aksesibilitas yang lebih baik.

Dari memangkas waktu transfer lintas rantai menjadi hanya 2 menit hingga menyediakan privasi data yang aman untuk perusahaan besar, inovasi ini sering kali luput dari perhatian. Namun, lima platform Layer-1 berikut diprediksi akan menjadi ‘game-changer’ kripto di tahun 2025.

5. Injective (INJ)

Injective adalah platform yang dirancang khusus untuk DeFi. Dengan waktu blok hanya 0,64 detik dan biaya transaksi yang hampir nol, Injective menawarkan pengalaman yang cepat dan efisien.

Keunikan Injective terletak pada sistem tokenomics-nya. Sebagian besar biaya protokol digunakan untuk membeli kembali dan membakar token, menciptakan mekanisme deflasi yang berpotensi meningkatkan nilai token seiring waktu. Saat ini, token INJ dihargai US$ 19,1, jauh di bawah harga tertinggi sepanjang masanya, US$ 52,94.

4. Oasis Network (ROSE)

Privasi menjadi bagian utama dalam dunia blockchain, terutama untuk aplikasi di bidang kesehatan dan keuangan. Oasis Network menghadirkan solusi dengan arsitektur dua lapis yang mengintegrasikan komputasi rahasia dan blockchain untuk melindungi data sensitif.

Token ROSE digunakan untuk staking, pembayaran biaya transaksi dan pengelolaan jaringan. Dengan harga saat ini US$ 0,069, Oasis Network terlihat undervalued. Namun, dengan kebutuhan privasi yang semakin meningkat, Oasis memiliki peluang besar untuk menjadi platform utama di masa depan.

Baca Juga: Pandangan Santiment Terhadap Bitcoin, Ethereum dan XRP Saat Ini

3. MultiversX (EGLD)

MultiversX, sebelumnya dikenal sebagai Elrond, telah menemukan cara untuk meningkatkan kecepatan tanpa mengorbankan desentralisasi. Dengan teknologi adaptive state sharding, MultiversX mampu memproses hingga 30.000 transaksi per detik, bahkan saat jaringan penuh.

Platform ini juga berkomitmen pada keberlanjutan dengan menjadi netral karbon sejak 2021. Tidak heran jika raksasa teknologi seperti Google Cloud dan Tencent Cloud telah menjalin kemitraan dengan MultiversX. Meski begitu, harga tokennya di US$ 30,38 masih jauh lebih rendah dibandingkan platform dengan kecepatan serupa.

2. Agoric (BLD)

Pengembangan blockchain sering dianggap rumit karena memerlukan bahasa pemrograman khusus seperti Solidity. Namun, Agoric memecahkan masalah ini dengan mengintegrasikan JavaScript, bahasa yang sudah digunakan oleh jutaan pengembang di seluruh dunia.

Agoric mempermudah interaksi lintas rantai dengan meluncurkan Orchestration API, yang memotong waktu transfer dari 16 menit menjadi hanya 2 menit. Selain itu, kemitraannya dengan Native dan Union memperkuat interoperabilitas dengan ekosistem besar seperti Cosmos dan Ethereum. Meski inovatif, token BLD saat ini dihargai hanya US$ 0,05. Potensinya yang besar dalam mendukung pengembang mainstream menjadikannya layak untuk diantisipasi pada 2025.

1. Algorand (ALGO)

Algorand hadir dengan solusi untuk masalah utama blockchain, yakni bagaimana mencapai kecepatan, keamanan dan desentralisasi secara bersamaan. Dengan mekanisme Pure Proof of Stake (PPos), Algorand mampu menangani jutaan transaksi per hari dengan waktu finalisasi hanya beberapa detik.

Algorand telah membuktikan keandalannya, seperti memproses 43 juta transaksi dalam satu hari pada awal 2024. Platform ini juga dipercaya oleh perusahaan besar seperti ZTLment untuk sistem pembayaran dan King’s College London untuk keamanan data. Namun, dengan harga hanya US$ 0,33 per token, Algorand masih tergolong undervalued.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.