CryptoHarian

Masalah Yang Ditakuti Penggemar Bitcoin Karena Pemerintah China Baru-Baru Ini

Cryptoharian – Founder dari perusahaan strategi investasi bernama Macro Compass, yakni Alfonso Peccatiello atau biasa dipanggil Alf, memberikan sejumlah pandangan terbaru menyoal krisis ekonomi yang sedang dialami oleh China melalui serangkaian cuitannya di platform X. 

Alf memulai dengan menyoroti bahwa pasar saham China sedang mengalami penurunan yang signifikan, meskipun pemerintah secara teratur mencoba untuk menstabilkannya.

“Sementara itu, pasar real estat terus terpuruk dan para pembuat kebijakan Tiongkok berupaya keras untuk menstimulasi perekonomian,” ungkap Alf.

Dia kemudian menjelaskan konsep “resesi neraca keuangan,” yakni siklus ekonomi beracun. Siklus ini terjadi ketika individu dan perusahaan tidak mau lagi mengambil kredit baru, melainkan fokus pada pembayaran utang yang ada.

“Ini menyebabkan lingkaran setan berupa deleveraging lebih lanjut, penurunan harga aset, dan penurunan aktivitas ekonomi yang tidak dapat dihentikan dengan suku bunga yang lebih rendah,” ujarnya.

Menurutnya, faktor yang memperparah masalah ini adalah kebijakan ketat Presiden Xi Jinping yang telah menyebabkan penurunan harga rumah. Hal ini menyebabkan pengembang properti dan perusahaan lainnya yang menggantungkan diri pada utang, menjadi terdesak untuk tetap solvent. 

Berita Bitcoin: Volume ETF Bitcoin Spot Terus Meningkat! Bitcoin Masih Stagnan

“Ketatnya kebijakan dari presiden juga memperburuk proses pembayaran utang yang sedang berlangsung,” ujarnya.

Alf juga menjelaskan bahwa langkah-langkah konvensional seperti menurunkan suku bunga tidak akan efektif dalam mengatasi resesi neraca keuangan seperti ini. Sebaliknya, dia merekomendasikan stimulus fiskal yang ditargetkan, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat selama krisis keuangan tahun 2009.

“Apakah bisa memperbaiki resesi neraca, dan apakah Tiongkok bergerak ke arah yang benar? Bisa saja, tapi tidak dengan menurunkan suku bunga. Alasannya adalah di negara Jepang dulu ketika deleveraging sudah berjalan, mereka tidak bisa meyakinkan orang untuk meminjam lebih banyak hanya karena suku bunganya rendah,” kata Alf.

Namun, ia juga menyoroti kekhawatiran bahwa China belum mengambil langkah serius dalam mengatasi masalah ini melalui stimulus fiskal. Dirinya menekankan pentingnya bagi China untuk mempertimbangkan opsi stimulus fiskal untuk menghindari konsekuensi yang lebih buruk di masa depan.

“Masalahnya adalah Tiongkok sejauh ini tidak melakukan langkah fiskal, atau bahkan tidak serius mempertimbangkannya,” pungkas Alf.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.