Cryptoharian – Bhutan, sebuah kerajaan Himalaya yang indah dan terkenal dengan lanskap memukau serta komitmennya terhadap pelestarian lingkungan, telah membuat langkah mengejutkan ke dunia pertambangan kripto.
Dalam langkah yang ambisius, Bhutan telah bermitra dengan Bitdeer Technologies Group untuk mendirikan sebuah pertambangan kripto sebesar 600 megawatt. Kabar ini dilaporkan oleh akun Bitcoin News di platform X pada Kamis (22/9/2023) malam.
Pengumuman proyek ambisius ini mencerminkan aspirasi Bhutan untuk memfasilitasi partisipasi global warganya dalam pasar kripto tanpa harus meninggalkan wilayahnya.
Ujjwal Deep Dahal, yang merupakan CEO Druk Holding and Investments (DHI), perusahaan investasi yang dimiliki pemerintah Bhutan menyatakan keyakinannya yang kuat atas kecocokan Bhutan untuk pertambangan Bitcoin.
Meskipun tantangan geografis dan konektivitas yang ditimbulkan oleh wilayah berbukit dan terpencil, Bhutan memiliki keunggulan kunci. Keunggulan tersebut, yakni akses ke energi hijau dan biaya listrik yang relatif lebih rendah. Kombinasi faktor unik ini membuat Bhutan menjadi tujuan menarik bagi investasi aset digital.
Baca Juga: Awas Koreksi, Analis Ini Sebut Bitcoin Masih Belum Temui Bottom Secara Penuh
“Proyek ini tidak hanya dapat memajukan ekonomi yang lebih terhubung dan berkelanjutan dalam wilayah tersebut, tetapi juga memberdayakan warga Bhutan untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian global,” ungkap Dahal.
Keputusan untuk bermitra dengan Bitdeer Technologies Group melibatkan kepercayaan kepada mereka untuk menghimpun sejumlah US$ 500 juta dari investor internasional untuk mendanai upaya ambisius ini.
Inisiatif ini datang pada saat penting bagi ekonomi Bhutan, yang telah berjuang dengan dampak pandemi COVID-19 dan tantangan terkait dengan pertukaran valuta asing. Operasi awal untuk pertambangan mata uang kripto, yang mencakup 100 megawatt pertama dan dijadwalkan akan dimulai bulan ini.
“Otoritas kami memperkirakan kapasitas proyek ini akan meningkat menjadi 600 MW dalam tiga tahun mendatang,” ujarnya.
Dalam aspek penting dari perjanjian mereka, Bitdeer dan DHI telah berjanji bahwa kebutuhan energi domestik akan diutamakan. Selama bulan-bulan musim dingin ketika produksi energi menurun, operasi pertambangan akan dihentikan sementara.
Saat Bhutan terus maju dengan ambisi pertambangan kripto, tampaknya siap untuk memanfaatkan keunggulan uniknya tidak hanya untuk meningkatkan ekonominya, tetapi juga menawarkan kesempatan unik bagi warganya untuk berpartisipasi dalam dunia aset digital yang terus berkembang.
Seorang Pria di Indonesia Curi Listrik untuk Bangun Tambang Bitconi
Seorang pria berusia 25 tahun bernama WS di Depok, Jawa Barat nekat mencuri listrik untuk membangun tambang kripto secara mandiri. Ia memperoleh pengetahuan teknis tentang listrik melalui pembelajaran autodidak dan bantuan dari seorang teknisi lepas yang mengerti tentang kelistrikan.
Baca Juga: Jangan Risau Karena Ketinggalan Kabar Unik Soal Kripto, Baca Kilasannya Disini!
Melansir dari suara.com, motivasi utamanya adalah kebutuhan daya listrik yang besar untuk operasi tambang kripto yang ingin dia jalankan.
WS tinggal di sebuah ruko di Cimanggis, Depok, dan mengklaim bahwa pasokan listrik di tempatnya tidak mencukupi untuk operasi tambang kripto yang diinginkannya. Dia melakukan aksi pencurian listrik ini tanpa sepengetahuan PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Setelah kasus ini terungkap, WS telah ditangkap oleh pihak berwajib dan dinyatakan sebagai tersangka. Kasus ini sedang ditangani oleh Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Hadi Kristanto, dan WS akan menghadapi tindakan hukum atas perbuatannya mencuri listrik demi kegiatan tambang kripto ilegalnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.