CryptoHarian

Penjahat Dunia Maya Banyak Menginfeksi Alat Penambangan Cryptocurrency

Internet, komputer dan smartphone sudah bukan benda yang jarang dilihat seperti tahun 90-an. Benda-benda tersebut sudah menjadi kebutuhan hidup kita. Semakin banyak orang menggunakan internet, semakin mudah juga bagi para hacker (perentas) untuk merentas smartphone atau komputer. Sudah pasti, mereka akan mengambil uang dan rahasia-rahasia yang kita simpan.

Penjahat dunia maya sekarang memindahkan fokus mereka dari ransomware ke malware penambangan cryptocurrency. Mereka merubah file ransomware lama mereka untuk menjadi virus untuk menambang cryptocurrency, karena penambangan cryptocurrency lebih menguntungkan.

Menurut laporan yang diterbutkan oleh perusahaan cybersecurity Kaspersky, penjahat dunia maya tidak hanya mengubah ransomware mereka, mereka juga menggunakan botnet untuk mendapatkan korban. Laporan mengklain bahwa ini terjadi karena persaingan di pasar distributed denial of service (DDoS) mendorong penurunan laba, dan pengguna sering tidak mengetahui malware sedang berjalan di komputer penambangan mereka.

Biaya aktual menciptakan malware mining cryptocurrency cukup rendah, dan penjahat dunia maya sekarang menggunakan program siap pakai dan pembuat penambangan untuk membuat versi mereka sendiri. Penambang berbasis seperti Coinhave juga semakin populer.

Penambangan sangat menguntungkan penjahat cyber, jika dijalankan dengan benar, tidak mungkin bagi pemilik mesin yang terinfeksi untuk mengetahuinya, dan dengan demikian kemungkinan untuk menangkap sang pelaku sangat rendah. Dan reprofiling kapasitas server yang ada benar-benar menyembunyikan pelaku dari mata hukum.

Laporan Karpersky mengkalim bahwa dengan turunnya harga cryptocurrency, tindakan kriminal cyber juga ikut menurun. Walaupun begitu, ancaman masih ada. Perusahaan cybersecurity ini menunjukkan bahwa bukti banyak pemilik botnets terkenal berpindah ke penambangan cryptocurrency.

Para peneliti menunjukkan bahwa beberapa malware cryptocurrency tersembunyi di balik sistem korban dan mereka menutupi malware mereka dengan sistem pembaruan produk Adobe.

Baca: Aplikasi Cloud Mining Yang 100% Aman

Kriminal Cyber Menyukai Monero (XMR)

Monero adalah mata uang cryptocurrency yang terkenal dengan privasi mereka. Tidak ada yang tahu siapa mengirim, menerima dan bagaimana cara mendapatkan koin tersebut. XMR tidak disukai oleh banyak orang karena mereka curiga XMR digunakan sebagai tindak kejahatan. Penjahat cyber juga memilih koin tersebut karena koin tersebut mudah dijual dan harga juga relatif tinggi.

Algoritme kerja-bukti XMR memungkinkannya untuk ditambang dengan sumber daya CPU pengguna, yang berarti kebanyakan komputer yang kita pakai dapat memberikan laba ke cryptojackers (perentas di bidang crypto), karena mereka tidak membayar komputer dan listrik.

Alat yang terkena crypto malware

Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa tren cryptojacking telah berkembang sangat cepat dan besar sehingga sekitar 5 persen dari total pasokan sirkulasi XMR telah ditambang secara ilegal. Mengingat kemerosotan pasar, ini berarti $50 juta telah ditambang secara illegal.

Peraturan cryptocurrency tidak berdampak pada tren cryptojacking. Vietnam berada di tempat kedua dengan 13% serangan, Kazakhstan adalah negara yang paling banyak terkena, 16,75% serangan.

AS, Inggris dan Swiss adalah negara yang paling sedikit terkena dampat, semuanya menderita kurang dari 2% serangan.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis

Add comment