Cryptoharian – Aset kripto utama Bitcoin (BTC) per hari Rabu (12/6/2024) mengalami kemunduran secara bertahap. Terpantau pada pagi ini, Bitcoin berada di angka US$ 67.321 yang mencerminkan penurunan sebesar 3,52 persen dalam waktu satu hari.
Melihat penurunan tersebut, salah satu analis kripto di platform X bernama Toni Ghinea pun bereaksi. Dalam postingan yang ia bagikan, dirinya mengeluarkan peringatan tegas kepada para investor tentang koreksi pasar yang akan datang secara berkala. Menurut Ghinea, puncak pasar sudah tercapai, dimana selanjutnya Bitcoin (BTC) maupun altcoin akan mengalami fluktuasi besar.
Ia mengatakan bahwa Bitcoin akan mencapai harga US$ 63.000 hingga US$ 64.000 dalam waktu dekat, namun bisa turun lebih rendah setelah itu.
“Semuanya akan jatuh. Bitcoin akan mencapai US$ 63.000 – US$ 64.000. Bisa jadi lebih rendah lagi,” ungkap Ghinea.
Tidak hanya Bitcoin, Ghinea juga menjelaskan bahwa altcoin juga kemungkinan akan menyusul penurunan sebanyak 20-30 persen. Prediksi ini muncul setelah periode volatilitas tinggi di pasar kripto.
“Jangan terburu-buru memborong, karena koreksi masih belum berakhir,” ujarnya.
Sementara itu, analis lain bernama Ted baru-baru ini memberikan pandangan mengenai pergerakan pasar untuk diantisipasi dalam minggu ini. Dalam analisanya, ia menyoroti bagaimana data inflasi AS dan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mempengaruhi harga Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Di Bawah Tekanan, Apakah Bisa Rebound Pekan Ini?
Ted memperkirakan rentang harga mingguan untuk Bitcoin akan berada di antara US$ 64.900 hingga US$ 74.300.Minggu ini, pasar kripto dan saham secara pasti tergerak oleh data pekerjaan yang kuat dari minggu lalu, yang mengurangi harapan para investor bullish untuk pemangkasan suku bunga.
“Pasar hampir sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada bulan Juli, dengan probabilitas pemotongan turun sekitar 10 persen dibandingkan minggu lalu. Penurunan minat terhadap aset berisiko ini telah mempengaruhi Bitcoin dan kripto lainnya,” kata Ted.
Menurutnya, untuk pertama kalinya dalam sebulan telah terjadi arus keluar dari ETF Bitcoin spot. Dia menduga bahwa kemungkinan dari hal ini disebabkan oleh laporan pekerjaan pada hari Jumat lalu, dan kekhawatiran tentang data inflasi AS serta pertemuan FOMC minggu ini.
“Reaksi ini tampaknya didorong oleh ketakutan jangka pendek, namun berpotensi menciptakan peluang bagi mereka yang memiliki visi jangka panjang. Inflasi tampaknya akan mencapai target Fed tahun ini, dan data pekerjaan yang kuat meyakinkan bahwa ekonomi AS tetap kuat,” paparnya.
Selain itu, pengeluaran fiskal pemerintah AS yang hampir mencapai US$ 1 triliun USD per kuartal memberikan likuiditas yang cukup untuk mendorong aset berisiko lebih tinggi. Dalam hal ini, Ted mencatat bahwa sangat umum untuk melihat tindakan “de-risking” yang signifikan menjelang acara makroekonomi besar, yang mengarah ke harga yang lebih rendah.
“Memang wajar jika trader dan investor sering melakukan lindung nilai atau menjual aset berisiko, untuk menghindari ketidakpastian selama pembaruan makroekonomi yang terjadwal,” pungkas Ted.
Catatan: Berita ini merupakan prediksi para ahli, mohon simak disclaimer di bawah artikel.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.