Cryptoharian – Berkaca dari kinerja Bitcoin (BTC) di masa lalu, banyak asumsi bahwa aset digital ini akan mengalami kenaikan harga yang fantastis. Akan tetapi, meroketnya harga BTC ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat, lantaran harga akan mengalami konsolidasi terlebih dahulu.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu analis papan atas, Rager melalui akun Twitternya menyatakan bahwa dalam time frame 4 jam, Bitcoin masih akan mengalami kesulitan untuk meraih kembali posisinya di US$ 24.000.
“Potensi untuk break kebawah sangat mungkin terjadi. Mungkin ini adalah saat yang menyenangkan untuk tetap reli, tapi saya akan tetap bersabar di posisi awal,” ungkap Rager, Jumat (3/2/2023)
Sementara itu, jika menilik dari kinerjanya selama seminggu, BTC terpantau bekerja secara positif, bahkan ketika bursa tenaga kerja yang sangat kuat menimbulkan pertanyaan tentang langkah The Fed berikutnya terkait suku bunga.
Dari data terbaru, Amerika Serikat telah membuka sebesar 517.000 lapangan kerja di bulan Januari. Angka ini 98% lebih tinggi dari bulan sebelumnya, dan 172% lebih tinggi dari ekspektasi. Hal tersebut berujung pada angka tingkat pengangguran, yang turun menjadi 3,4%, sementara tingkat partisipasi buruh naik menjadi 3,4%.
Di sisi lain, analis terkenal lainnya yakni Rekt Capital mengatakan bahwa nilai Bitcoin (BTC) saat ini sebesar US$ 23.571 menawarkan potensi yang menjanjikan untuk masa depan. Ia berdalih, penutupan mingguan BTC di atas US$ 23.400 merupakan titik balik dari bangkitnya pasar.
“Penutupan mingguan di atas US$ 23.400 menawarkan potensi yang menjanjikan. Untuk peluang naik, BTC harus memegang US$ 23.400 sebagai support. Karena, pada Agustus 2022 BTC gagal dalam pengujian ulang dan turun kembali ke kisaran biru-biru. Tes ulang kunci sedang berlangsung,” pungkas Rekt Capital.
Berita Bitcoin: Apa Yang Akan Dilakukan The Fed Menurut Roger Ferguson