Visa mengumumkan hari Minggu bahwa mereka menyiapkan sistem identitas digital berbasis blockchain yang bermitra dengan IBM untuk digunakan dengan B2B Connect, layanan pembayaran internasionalnya.
Kepala Visa Solusi Bisnis Global Kevin Phalen menyatakan dalam siaran pers resmi:
“B2B Connect akan memfasilitasi pembayaran untuk lembaga keuangan untuk berbagai vertikal industri, termasuk rantai pasokan, perdagangan, perbankan instituional, dan banyak lagi”.
Bagaimana Visa Akan Menggunakan Blockchain
Menurut Visa, fitur indentitas digital mereka akan mengambil informasi perbankan yang sensitif seperti rincian dan nomor rekening dan “meng-tokenize” mereka, menetapkan mereka sebagai pengidentifikasi unik yang digunakan untuk transaksi di B2B Connect. Perusahaan mengatakan sistem mereka akan memanfaatkan kerangka Kain Hyperledger, yang diselenggarakan oleh Linux dan dikembangkan bersama IBM, dengan tujuan menciptakan jaringan berbasis skalabel dan izin.
Phalen juga menunjukkan bahwa sistem dapat membantu mencegah penipuan, dengan menyatakan:
“Identitas digital B2B Connect sangat mengurangi peluang untuk penipuan yang mungkin ada dengan cek, ACH dan transfer kawat hari ini, sementara juga membantu perusahaan tetap mematuhi sebagai bagian dari ekosistem keuangan yang diatur”.
Perusahaan Fintech Bottomline
Technologies telah menandatangani kontrak untuk menjadi klien dan setuju untuk memberikan layanan kepada lembaga keuangan yang menggunakan teknologi mereka. Menurut rilis, Bottomline memiliki lebih dari 1.200 klien di sektor keuangan di seluruh dunia.
Beberapa bank yang telah mendaftar untuk bekerja sistem B2B Connect Visa sejak pratinjau pada tahun 2017 termasuk Commerce Bank di AS, Shinhan Bank di Korea Selatan, dan United Overseas Bank di Singapura. Visa mengatakan telah mulai menggunakan jaringannya untuk transaksi bank-ke-bank antara mitra mereka dan berharap untuk menambahkan lebih banyak lagi.
Perusahaan Kartu Masih Waspada Terhadap Crypto
Di samping penerapan teknologi blockchain yang nyata, Visa masih sangat berhati-hati dengan aset digital secara keseluruhan. Menurut Finance Magnates, raksasa kartu kredit baru-baru ini pindah untuk mencipatakan kategori risiko tinggi baru yang mencakup crypto dan ICO. MasterCard melakukan langkah serupa pada bulan April.
Klasifikasi berisiko tinggi itu berarti pemantauan tambahan untuk transaksi crypto dan peningkatan langkah-langkah keamanan, seperti kemungkinan tolak bayar yang dieksekusi hingga 540 hari setelah transaksi awal. MasterCard telah menerapkan perubahan, sementara Visa menunggu hinga Desember.
Visa berencana untuk meluncurkan B2B Connect secara komersial pada Q1 tahun 2019.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.
Add comment