Cryptoharian – Dalam dunia investasi, banyak orang yang tidak segan meninggalkan perjalanannya pada sebuah aset, saat melihat peluang pada aset lain. Seperti investor yang meninggalkan pasar kripto, untuk beralih ke dunia investasi Kecerdasan Buatan atau AI. Akan tetapi, mereka juga harus berhati-hati.
Pasalnya, saat ini banyak sekali investor yang keluar dari pasar kripto karena prevalensi FOMO dan FUD, dan lebih memilih untuk berinvestasi dalam kecerdasan buatan. Namun, sebuah perusahaan investasi terkemuka telah memperingatkan bahwa lonjakan pasar saham saat ini, yang mana didorong sebagian besar oleh FOMO dan tidak mungkin berkelanjutan dalam jangka panjang.
Hal ini diungkapkan oleh James Demmert, Chief Investment Officer di Main Street Research, yang mengklaim bahwa ia percaya kekuatan pasar baru-baru ini adalah hasil dari hype yang tidak masuk akal daripada analisa fundamental yang solid.
“Entah investor ritel maupun institusi tampaknya didorong oleh FOMO, seperti yang ditunjukkan oleh pasar yang luar biasa tenang dan pengukur volatilitas yang rendah,” ungkap Demmert, seperti dilansir dari decrypt.co.
Demmert mengatakan, sentimen bullish ini telah mencengkeram investor dan menyarankan agar tidak mengejar saham di level saat ini. Sebaliknya, ia mengatakan alangkah lebih baik untuk bersabar dan menggunakan koreksi di pasar sebagai peluang pembelian potensial.
“Pasar mungkin juga akan dihadapkan pada cobaan, dengan FOMC yang diperkirakan akan mencakup kenaikan suku bunga lainnya. Keputusan ini sangat meresahkan investor, dan tentu saja bertentangan dengan tujuan mereka untuk memperketat kondisi keuangan,” ujarnya.
Baca Juga: 14 Juta Bitcoin Disimpan Oleh Trader, Satu Dari Tiga Skenario BTC Akan Terjadi Menurut Trader
Laporan pendapatan raksasa teknologi, termasuk Alphabet, Meta, dan Microsoft juga dapat menambah ketidakstabilan di sektor AI. Beberapa perusahaan teknologi, lanjutnya, telah mengeluarkan pandangan “hati-hati”. Demmert menekankan bahwa saham terkait AI yang telah melonjak mungkin akan kembali turun untuk sementara.
Sementara banyak dari investor yang berpaling pada AI, ternyata masih banyak juga yang setia pada aset digital. Seperti aset Bitcoin, yang digadang-gadang bakal naik harganya karena pada tahun depan akan ada halving.
Bitcoin Akan Turun Lebih Dalam
Mengenai prediksi harga Bitcoin saat ini, seorang analis bernama Toni Ghinea di Twitter memberikan nasihat hati-hati kepada para investor kripto, memperingatkan untuk tidak membeli Bitcoin (BTC) pada harga berada di angka US$ 30.000. Ghinea menyebutkan bahwa terdapat resistansi signifikan di kisaran US$ 30.000 hingga US$ 32.000, sehingga para investor pintar menghindari pembelian BTC pada tahap ini.
“Orang cerdas tidak membeli BTC di harga US$ 30.000. US$ 30.000 hingga US$ 32.000 adalah resistensi besar. Saya tahu kebanyakan investor mengharapkan harga mencapai US$ 40.000, tapi bersikaplah realistis sebentar. Apakah anda benar-benar berpikir tidak akan ada kemunduran?,” kata Ghinea.
Baca Juga: Prediksi Pergerakan Harga Bitcoin Pekan Ini, Masih Ada Potensi Naik?
Kendati demikian, Ghinea mendorong para trader untuk mengadopsi strategi yang berlawanan dengan nalar, yakni beli saat ada ketakutan, jual saat ada kesenangan. Pernyataan yang misterius ini menyarankan bahwa investor seharusnya mencari kesempatan membeli saat pasar dipenuhi oleh ketakutan dan ketidakpastian, bukan saat harga sedang tinggi karena euforia.
“Beli saat fear, Jual saat euforia. Akan ada waktu yang jauh lebih baik untuk membeli,” pungkas Ghinea.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.