CryptoHarian

Hoki! Paus Bitcoin Cuan Rp 8 Trilliun Setelah 5 Tahun

Cryptoharian – Seorang investor besar atau biasa disebut whale Bitcoin (BTC) yang telah lama tidak aktif, secara tiba-tiba muncul kembali pada Selasa (11/6/2024). Hal ini pun membuat banyak investor lain was-was, lantaran whale tersebut langsung memindahkan 8.000 BTC ke akun Binance. Jika Bitcoin ini dijual dengan harga saat ini, investor ini bisa meraih keuntungan lebih dari US$ 535 juta atau Rp8 triliun.

Melansir dari finbold.com, dompet Bitcoin dengan alamat ‘1FMbcnYvvccZ6hR324cFRpn1QX9TCkqtAe’ membeli 8.000 BTC dengan harga rata-rata US$ 3.810 per token. Menurut laporan Lookonchain, whale tersebut melakukan pembelian pada tanggal 6 Desember 2018 dengan total investasinya sekitar US$ 30 juta.

Setelah penelusuran lebih lanjut, terungkap bahwa dompet ini pertama kali menerima 6.800 BTC pada 28 November 2018, ketika harga Bitcoin sekitar US$ 3.754 per koin. Pembelian tambahan meliputi 1.000 BTC pada 5 Desember 2018 dengan harga US$ 3.487 per koin, dan 200 BTC pada 13 Maret 2019.

Pergerakan mendadak dari whale Bitcoin yang sudah lama tidak aktif ini menarik perhatian komunitas kripto. Pada umumnya, memindahkan kripto ke bursa seperti Binance biasanya menandakan niat untuk menjual. 

Berita Bitcoin Hari Ini: : Bitcoin Anjlok, Trader Terlikuidasi Sebesar US$ 300 Juta

Pergerakan sejumlah besar Bitcoin seperti ini biasanya bisa mempengaruhi pasar secara signifikan. Pemindahan aset ini terjadi, di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Apalagi, dalam waktu dekat bakal ada pertemuan FOMC dan keputusan suku bunga yang akan datang.

Selain itu, aktivitas jaringan Bitcoin juga menurun, dengan volume transaksi on-chain yang rendah dan volume perdagangan spot yang menunjukkan minat yang berkurang pada BTC. Tidak hanya itu, spekulasi melalui instrumen seperti futures dan ETF pun juga ikut loyo.

Selama akhir pekan, jaringan Bitcoin mengalami biaya transaksi tertinggi sepanjang masa sebesar $195 per transaksi, terutama karena operasi konsolidasi UTXO dari OKX. Lonjakan biaya ini menimbulkan kekhawatiran tentang aksesibilitas jaringan, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang menantang yang mempengaruhi kripto, saham, dan pasar keuangan lainnya.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.