CryptoHarian

Kenaikan Harga Bitcoin Bakal Capai US$ 220.000 Pasca Halving? Berikut Deretan Faktanya

Cryptoharian – Para investor Bitcoin (BTC) sedang menantikan dengan penuh harap halving Bitcoin (BTC) yang akan datang, sebuah event yang terjadi sekitar setiap empat tahun (210.000 blok). Dengan halving, pasokan BTC baru yang memasuki peredaran akan berkurang separuh. Hal ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga yang signifikan untuk kripto utama tersebut.

Melansir dari finbold.com, sejumlah analisis memprediksi bahwa halving dapat mendorong harga Bitcoin ke ketinggian baru, dengan beberapa perkiraan harga melampaui US$ 220.000 dalam 18 bulan ke depan. Proyeksi ini didasarkan pada kinerja historis BTC setelah halving sebelumnya, yang secara konsisten menghasilkan lonjakan harga yang substansial.

Meskipun kinerja masa lalu tidak selalu menunjukkan hasil masa depan, pola historis dapat memberikan wawasan berharga untuk peramalan keuangan. Bitcoin Archive, yang merupakan platform data dan analitik Bitcoin terkemuka, memprediksi lonjakan harga lebih dari 6 kali lipat dari nilai saat ini, mencapai US$ 220.000 per koin.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pergerakan ke atas telah berkurang dengan setiap halving berikutnya. Lebih jelasnya, halving 2012 memicu kenaikan harga 94 kali lipat, sementara halving 2016 menghasilkan lonjakan tiga kali lipat, jauh lebih rendah dari halving sebelumnya. Variasi harga setelah halving 2020 bahkan lebih menonjol, dengan lonjakan harga lima kali lebih lemah.

Terlepas dari momentum ke atas yang semakin berkurang, analis tetap optimis tentang prospek masa depan Bitcoin, dengan mengutip faktor-faktor seperti adopsi yang meningkat oleh investor institusional dan minat yang tumbuh dari investor ritel. 

Selain itu, kami pun juga meminta pendapat dari program AI Bard terkait kenaikan harga Bitcoin bakal capai US$ 220.000. Bard pun memberikan jawaban, yakni Berdasarkan analisis historis, harga Bitcoin telah menunjukkan tren kenaikan setelah halving. 

Halving pertama terjadi pada tahun 2012, dan harga Bitcoin naik dari US$ 12.50 menjadi US$ 1.242 dalam waktu dua tahun. Halving kedua terjadi pada tahun 2016, dan harga Bitcoin naik dari US$ 600 menjadi US$ 20.000 dalam waktu empat tahun. Halving ketiga terjadi pada tahun 2020, dan harga Bitcoin naik dari US$ 3.850 menjadi US$ 68.789 dalam waktu dua tahun. 

Melihat tren historis ini, kenaikan Bitcoin ke US$ 220.000 pasca halving bukanlah hal yang mustahil. Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memprediksi harga Bitcoin di masa depan.

Faktor pertama adalah tingkat adopsi Bitcoin. Jika Bitcoin semakin diadopsi oleh masyarakat luas, maka permintaan Bitcoin akan meningkat, yang dapat mendorong harga Bitcoin naik.

Faktor kedua adalah faktor regulasi. Jika Bitcoin diatur oleh pemerintah, maka hal ini dapat berdampak pada harga Bitcoin. Namun, sejauh ini, regulasi Bitcoin di berbagai negara masih belum terlalu ketat, sehingga hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap harga Bitcoin.

Faktor ketiga adalah faktor teknologi. Jika ada kemajuan teknologi yang signifikan di bidang blockchain, maka hal ini dapat meningkatkan nilai Bitcoin.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Septiady

Penggemar Cryptocurrency dan Mengembangkan Bisnis di Internet dan Percaya Bahwa Informasi Harus Disebarluaskan Secara Transparan. Tidur, Makan dan Tulis