Iqbal MaulanaCryptoharian – Saat ini, para penambang Bitcoin (BTC) sedang dilanda kekalutan tersendiri lantaran semakin sulitnya tingkat penambangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya, penambangan Bitcoin (BTC) menggabungkan fitur protokol yang dirancang oleh Satoshi Nakamoto.
Langkah ini bertujuan untuk mempertahankan interval waktu rata-rata 10 menit antara penemuan blok baru oleh penambang Bitcoin. Selanjutnya, blok-blok ini kemudian ditambahkan ke blockchain.
Seperti dilansir dari finbold.com, penyesuaian dari tingkat kesulitan ini memiliki pengaruh langsung terhadap profitabilitas penambangan. Semakin sulit aktivitas penambangannya, maka akan ada peningkatan biaya operasional.
Karena peningkatan yang konsisten dalam penambangan, para penambang Bitcoin sebagian besar mengaku rugi. Sejak Agustus 2022, biaya rata-rata penambangan satu BTC secara konsisten melebihi harga pasar rata-rata 1 BTC.
Biaya penambangan rata-rata dinilai oleh Universitas Cambridge dan digambarkan dalam grafik oleh MacroMicro.
Pada 8 Agustus, data yang terkumpul menunjukkan biaya rata-rata sebesar US$ 34.835 per BTC yang ditambang. Hal ini kontras dengan harga spot US$ 29.550 pada 10 Agustus. Artinya, terdapat kerugian hampir US$ 5.500 untuk setiap unit BTC yang diproduksi.
Baca Juga: Menurut Orang Dalam, Bitcoin ETF Akan Disetujui Dalam Waktu Dekat
Dengan hanya penyimpangan sporadis pada grafik, penambang Bitcoin sebagian besar telah mengalami defisit. Akibatnya, perusahaan pertambangan beralih ke instrumen keuangan seperti kontrak berjangka energi untuk mengurangi kerugian mereka.
Kesulitan ini secara tidak proporsional mempengaruhi penambang Bitcoin yang lebih kecil dan menengah, yang berjuang untuk mempertahankan profitabilitas. Akibatnya, mereka melepaskan pangsa pasar dan hashrate kepada penambang yang lebih besar karena masalah ekonomi.
Data terbaru mengungkapkan, penyesuaian kesulitan menjadi 52,39 triliun divalidasi oleh tinggi blok 802368 pada 9 Agustus. Ini memerlukan penyesuaian positif 0,10 persen atau 52,39 triliun hash agar blok dianggap valid.
Pada 11 Juni (blok 798336), tingkat kesulitan mencapai rekor tertinggi 53,91 triliun (peningkatan 6,45 persen), diikuti oleh penurunan pada 26 Juli (blok 800352) menjadi 52,33 triliun hash (penurunan 2,94 persen) namun masih melebihi data historis.
Kesulitan penambangan memastikan keamanan jaringan Bitcoin dan mengatur penerbitan BTC baru. Sistem ini menggunakan algoritma untuk mempertahankan pembuatan blok baru kira-kira setiap 10 menit, hingga batas 21 juta sehingga mengendalikan inflasi pasokan BTC yang beredar.
Algoritma ini berfungsi dengan menyesuaikan kesulitan penambangan berdasarkan 2.015 blok sebelumnya (kira-kira dua minggu) agar selaras dengan interval 10 menit. Jika interval ini melampaui 10 menit, kesulitan berkurang, memfasilitasi penemuan blok yang lebih cepat. Sebaliknya, jika interval di bawah 10 menit, kesulitannya meningkat.
Kendati demikian, penyesuaian dibatasi empat kali lipat dari nilai sebelumnya. Penyesuaian kesulitan harus selalu kurang dari 300 persen saat dinaikkan atau kurang dari 75 persen saat dikurangi. Kesulitan penambangan dipengaruhi oleh modifikasi jumlah “nol” di depan bersama karakter acak lainnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.
Muhammad Syofri
