CryptoHarian

Bagaimana Nasib Bitcoin Jika Debt Ceiling AS Tidak Dinaikan?

Seperti dikabarkan, saat ini Paman Sam sedang terlilit utang yang sangat besar. Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen memperingatkan kepada Kongres bahwa tanpa undang-undang untuk menaikkan plafon utang, negara itu dapat gagal membayar utangnya pada awal 1 Juni. 

Namun terlepas dari urgensi situasi, kedua pihak kali ini sama sekali tidak mencapai kesepakatan. Padahal, sejarah menunjukkan bahwa AS tidak pernah gagal membayar utangnya, meskipun perdebatan terkait plafon utang tampaknya lebih sering terjadi. Kali ini, kedua belah pihak menarik garis berdasarkan keuntungan politik daripada prinsip.

Pemimpin DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy ingin melampirkan pembatasan pengeluaran pada kenaikan plafon utang, sesuatu yang dia pilih tiga kali ketika Donald Trump menjabat sebagai presiden. Sementara itu, Presiden Joe Biden menentang untuk menghubungkan pengeluaran dengan kenaikan plafon utang. 

Melansir dari Nasdaq.com, kedua belah pihak percaya bahwa mereka nantinya akan saling menyalahkan jika Amerika gagal bayar. Partai Republik percaya bahwa publik tidak akan memahami nuansa apa pun seputar default. Publik cenderung akan meminta pertanggungjawaban Presiden atas perekonomian. 

Investor mungkin saat ini dilanda kekhawatiran, tetapi sejarah menunjukkan bahwa default tidak mungkin terjadi. AS selalu berhasil menaikkan plafon utang di masa lalu, bahkan jika itu membutuhkan negosiasi di menit terakhir. 

Namun situasi saat ini tidak ideal. Hal ini, lantaran terciptanya ketidakpastian dapat mempengaruhi pasar keuangan. Investor mungkin ingin mengawasi situasi dan menyesuaikan portofolio mereka.

Plafon utang bukanlah masalah baru, dan telah menjadi topik perdebatan politik selama beberapa dekade. Kemampuan pemerintah meminjam uang untuk membayar tagihannya sangat penting untuk berfungsinya ekonomi AS. 

Default akan menjadi bencana besar, karena akan merusak peringkat kredit negara, meningkatkan biaya pinjaman dan merugikan perekonomian. Kedua belah pihak, yakni Republik dan Demokrat perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang melindungi stabilitas keuangan negara.

Baca Juga: Apakah Kekuatan Bull Bitcoin Sudah Habis Pada Bulan Mei?

Bagaimana dengan Bitcoin?

Bitcoin mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk dipertimbangkan karena lebih mudah diakses, dan merupakan aset dengan opsi “anti-dolar”.

Mata uang digital ini telah dikritik oleh hater yang percaya bahwa kripto tidak berharga karena tidak didasarkan pada apa pun, sedangkan dolar didasarkan pada “keyakinan penuh dan kredit” dari pemerintah AS. 

Memegang beberapa BTC mungkin menawarkan sedikit perlindungan terhadap hasil yang paling mungkin dari absurditas plafon utang. Namun, untuk jangka pendek, Bitcoin juga akan turun karena korelasi positif dengan saham AS.

Kendati demikian, pertarungan atas plafon utang tampaknya akan berlanjut hingga menit terakhir. Hal ini kemungkinan akan merugikan pasar saham, dolar dan Bitcoin.

Berita Bitcoin: Bitcoin Tidak Capai US$1 Juta, Balaji Srinivasan Kalah Taruhan dan Bayar US$ 1.5 Juta

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.