CryptoHarian

Berita Kripto Hari Ini: Asal Mula FUD Binance Terjadi

Cryptoharian – Beberapa hari ini, Crypto Twitter dihebohkan dengan adanya isu soal Fear, Uncertain and Doubt (FUD) oleh perusahaan kripto terbesar di dunia, Binance. Munculnya dugaan FUD ini didasari oleh 3 hal utama, yakni tuntutan atas pencucian uang, lockdown penarikan serta Proof of Reserves yang menimbulkan bendera merah. 

“Beberapa berita utama Binance dari 24 jam terakhir:

– Departemen Kehakiman AS kemungkinan akan menuntut Binance Execs atas dasar pencucian uang

– Binance lockdown penarikan untuk beberapa akun, yang CEO sebut sebagai ‘perilaku pasar yang adil’

– Proof of Reserve Binance menimbulkan tanda bahaya,” ungkap CEO Grit Caital, Genevieve Roch-Decter. 

Terkait tuntutan hukum, Kejaksaan Amerika Serikat dikabarkan bakal menuntut Binance dengan pencucian uang dan pelanggaran sanksi. Hal ini menjadi kelanjutan dari penyelidikan yang dimulai pada tahun 2018, dan mendapatkan daya tarik dari banyak orang selama keruntuhan FTX yang mengejutkan industri.

Berdasarkan laporan Reuters, CEO Binance Changpeng Zhao (CZ), merupakan salah satu eksekutif yang mungkin menjadi sasaran, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Namun, pejabat Departemen Kehakiman masih belum sepenuhnya sepakat, terkait apakah akan lanjut dengan tuntuan ini. Pasalnya, beberapa pihak ingin lebih banyak berfokus pada peninjauan bukti.

Terdapat dugaan, bahwa tuntutan ini kembali muncul lantaran adanya aktivitas perdagangan yang tidak normal. Selama akhir pekan, beberapa pengguna di Binance melaporkan perdagangan abnormal dari pasangan tertentu yang melibatkan aset seperti SUN, ARDR, OSMO, FUN, dan GLM. 

Hal ini memicu kekhawatiran tentang apakah ada peretas yang mencuri beberapa kunci API pengguna, melalui 3Commas dan menggunakan akun tersebut untuk melakukan perdagangan. Namun, Binance telah memberikan bantahan atas laporan peretasan atau pembobolan API dan meyakinkan bahwa dana investor “SAFU”.

“Kami menyadari konsep terlalu banyak intervensi dari platform, serangan ‘terpusat’, dll. Ada keseimbangan seberapa banyak kami harus melakukan intervensi. Kadang-kadang, ini terjadi di pasar bebas, dan kami harus membiarkannya berjalan,” ujarnya.

Baca Juga: Harga BTC dan ETH Naik Pasca Pengumuman CPI Terbaru

Menyoal aktivitas tersebut, CZ menyatakan bahwa perdagangan altcoin yang tidak normal menurutnya adalah perilaku pasar yang wajar, serta aktivitas tersebut tidak ada hubungannya dengan akun yang disusupi atau kunci API yang bocor.

“Berdasarkan penyelidikan kami sejauh ini, ini tampaknya hanya perilaku pasar yang wajar. Seseorang menyetor dana dan mulai membeli. (Peretas tidak menyetor). Orang lain mengikuti. Tidak dapat melihat tautan antar akun,” kata CZ.

Selain itu, dalam pemeriksaan keamanan, Binance juga bergulat dengan kepercayaan pada platform terpusat. Pertukaran terbesar itu telah menerbitkan Proof of Reserves pada minggu lalu, untuk mengatasi kekhawatiran atas solvabilitasnya sambil meyakinkan pengguna bahwa dana aman. Namun, saingannya yakni Jesse Powell dari Kraken menyoroti “bendera merah” dalam laporan yang diaudit.

Pakar industri tersebut mengatakan bahwa laporan yang dirilis oleh firma audit Mazars gagal membawa kepercayaan investor pada keuangan Binance. Laporan tersebut tidak mengungkapkan informasi sehubungan dengan kualitas kontrol internal dan bagaimana sistem Binance dalam melikuidasi aset untuk menutupi pinjaman margin.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.