CryptoHarian

Bitcoin Kembali Anjlok, Tren Bearish Mulai Ancam Investor

Cryptoharian – Harga Bitcoin (BTC) turun tajam di bawah US$ 61.000 setelah gagal mempertahankan support di atas US$ 60.000. Penurunan ini memicu kekhawatiran di kalangan investor, bahkan para analis menyebut kemungkinan adanya penurunan lebih lanjut.

Penurunan tengah mengancam dalam beberapa waktu ke depan, jika Bitcoin tidak bisa bertahan di level support utama yakni US$ 56.000.

Melansir dari coingape.com, data ekonomi terbaru di Amerika Serikat tidak banyak mempengaruhi harga Bitcoin. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve mengalami kenaikan sebesar 2,6 persen pada Mei. Angka ini merupakan tingkat rendah sejak Maret 2021.

Secara bulanan, PCE inti hanya naik 0,1 persen, kenaikan paling lambat sejak November 2023. Meskipun dengan adanya inflasi rendah ini, harga Bitcoin hingga saat ini masih bertarung di sekitar US$ 60.000 tanpa banyak perubahan.

Ketidakpastian pasar juga meningkat, karena aktivitas pemerintahan Amerika Serikat. Sebuah alamat yang terkait dengan pemerintah Amerika baru-baru ini memindahkan sebesar 11,84 Bitcoin, dengan nilai sekitar US$ 726.000 ke alamat baru.

Karena jumlahnya kecil, tindakan ini diduga bisa menjadi tanda akan ada pergerakan besar berikutnya. Langkah seperti ini dapat menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, yang paling umum adalah dugaan adanya penjualan besar-besaran yang bisa menekan harga Bitcoin lebih dalam lagi.

Baca Juga: Bitcoin Naik ke Level US$ 62.000 Pasca Penurunan Drastis

Tidak hanya investor yang khawatir, sejumlah analis pasar juga memperingatkan support yang lemah untuk level Bitcoin di bawah Rp60.000. Jika harga Bitcoin tidak bisa bertahan di level sekarang ini, bisa terjadi penurunan lanjutan dan harga mungkin akan anjlok hingga US$ 54.000.

Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa level support penting Bitcoin ada di US$ 56.000. Selain itu, analis terkenal bernama Willy Woo juga mengklaim bahwa retest di harga US$ 58.000 disebabkan oleh likuidasi posisi leverage dan tekanan jual dari penambang.

Beberapa faktor lain juga berkontribusi pada penurunan harga Bitcoin, termasuk berkurangnya permintaan dari pemegang jangka panjang dan investor Amerika. Dari data sepanjang tahun 2024, pemegang Bitcoin jangka panjang diketahui telah mengurangi jumlah kepemilikan mereka.

Dikutip dari IntoTheBlock, sekitar 160.000 Bitcoin dengan nilai sekitar US$ 10 miliar dijual pada Mei. Selain itu ada juga tambahan 40.000 Bitcoin yang diketahui terjual pada Juni ini. Penurunan jumlah aset pemegang ini tentunya berkorelasi dengan fluktuasi harga pasar kripto.

Tidak hanya itu, volume perdagangan juga turun signifikan sebesar 12,84 persen menjadi 39,92 miliar. Ada kemungkinan bahwa penurunan ini menunjukkan rendahnya aktivitas pasar dan minat pedagang akan aset digital tersebut. Sementara itu Open Interest (OI), yang merupakan jumlah total contract derivatif yang beredar juga Mengalami penurunan sebesar 1,94 persen menjadi US$ 31,74 miliar.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Iqbal Maulana

Penulis yang senang mengamati pergerakan dan pertumbuhan cryptocurrency. Memiliki pengalaman dalam beberapa kategori penulisan termasuk sosial, teknologi, dan finansial. Senang mempelajari hal baru dan bertemu dengan orang baru.