CryptoHarian

Berita Bitcoin: BTC Ada Death Cross, Ini yang Perlu Diperhatikan!

Cryptoharian – Bitcoin (BTC) hingga hari ini masih belum menunjukkan perkembangan positif yang siginifkan dalam pergerakannya. Justru, salah satu analis dengan channel Youtube bernama CryptoWendy mengatakan bahwa saat ini BTC memasuki pattern Death Cross.  

Seperti diketahui, Death Cross adalah sinyal permulaan pasar bearish atau mark down, yang membentuk pola grafik dari perlintasan antara MA berperiode rendah atau jangka pendek, bergerak ke bawah MA berperiode lebih tinggi atau jangka panjang.

Dalam hal ini, Wendy menjelaskan bahwa Death Cross telah terbukti dengan EMA atau MA yang lebih panjang bergerak menyilang diatas EMA atau MA yang lebih besar.

Dalam skenario ini, Death Cross umumnya ditentukan dengan 200 EMA atau MA ketika melintasi di atas 50 EMA atau MA. Dalam videonya, ia menjelaskan bahwa grafik mingguan garis merah muda akan menjadi EMA 200 yang ia gunakan.

“Seperti yang dapat anda lihat, kita bersiap-siap untuk Bear Cross di atas 50 EMA. Ini umumnya merupakan tanda atau sinyal bearish, dimana beberapa orang ingin menjual, karena ini menunjukkan bahwa aksi harga turun masih berlanjut,” ungkap Wendy.

Wendy mengatkan, dirinya tidak menampik fakta bahwa banyak orang yang menganggap bahwa Bitcoin sudah mencapai bottom. Ia menambahkan, sebentar lagi ada kemungkinan terjadi koreksi 85 persen dari harga tertinggi (ATH), karena Bitcoin memang mengikuti siklus empat tahun dan akan terus berlanjut kecuali terjadi pergerakkan harga berbeda.

Baca Juga: Capo Crypto: Jika Beli Bitcoin Sekarang, Maka Anda Benar-Benar Putus Asa

“Saat Death Cross atau Bear Cross, itu tidak terjadi begitu saja dan dibutuhkan sedikit waktu, bahkan tidak 100 persen benar. Jika dilihat, ada death cross pada tahun 2017, tapi BTC tidak menyelesaikan Death Cross itu atau EMA 200 sampai 1 April 2018,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada tahun itu, downtrend yang terjadi, orang-orang trading pada kisaran US$ 6.500 dari ATH US$ 20.000, tapi belum mendapatkan Death Cross sampai tanggal 1 April 2018. Menurutnya, saat itu downtrend terjadi sekitar 1 tahun dan death cross terjadi.

“Namun, harga terus jatuh hingga mencapai titik terendah sekitar US$ 3.000 yang terjadi pada 19 Februari 2019,” kata Wendy.

Dirinya juga menegaskan. meskipun indikator ini cukup bagus untuk sinyal, indikator ini juga tidak bisa sepenuhnya dijadikan acuan. Namun, ketika terjadi, penurunan besar akan terjadi.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.