CryptoHarian

Bitcoin Masih Tidak Bullish Untuk Bulan Ini Menurut Dua Analis

Cryptoharian – Harga aset kripto utama Bitcoin (BTC) kini telah mencapai kenaikan sebesar 0,71 persen dalam 24 jam, dimana saat ini berada di level US$ 26.568.

Dalam prediksi harga Bitcoin, seorang analis dengan nama samaran Crypto Tony telah membagikan opininya di platform X. Tony memberikan gambaran bahwa dalam beberapa waktu mendatang akan ada ‘Max Pain’ yang terjadi pada BTC.

Dalam grafik yang dibagikan oleh Tony, tampak Bitcoin diperkirakan bakal sideways diantara level saat ini dan US$ US$ 26.000. Kemudian, akan terjadi lonjakan mencapai US$ 27.000.

Setelah lonjakan tersebut, BTC diperkirakan mengalami koreksi hingga mencapai US$ 25.580, untuk kemudian naik lagi mencapai US$ 27.500.

“Jika situasinya memang demikian, saya pikir ini akan menjadi ledakan di kalangan Crypto Twitter. Akhir pekan memberikan likuiditas rendah, sehingga pergerakan besar pasti bisa terjadi dengan mudah,” ungkap Tony.

Sementara itu, seorang analis kripto terkemuka bernama Nicholas Merten telah memberikan peringatan berhati-hati mengenai potensi koreksi pasar yang lebih signifikan di Bitcoin (BTC) dan mata uang digital lainnya, dengan mengacu pada satu faktor utama.

Baca Juga: Bitcoin Mulai Bergerak Naik Bersama Data Inflow, Whale Siap Gocek Ritel?

Melansir dari channel Youtube, Nicholas Merten menyoroti peran penting likuiditas stablecoin dalam memprediksi tren di pasar cryptocurrency. Ia menunjukkan bahwa berlanjutnya kontraksi likuiditas stablecoin bisa menjadi pertanda penurunan harga lebih lanjut untuk Bitcoin dan aset digital lainnya.

Ia menjabarkan, sebagai contoh pertimbangkan periode dari April 2019 hingga Juli 2019. Selama periode ini, setelah reli awal sebelum bull market benar-benar berkembang, Bitcoin melonjak dari US$ 3.500 hingga sekitar US$ 12.000 – US$ 13.000. 

“Yang perlu dicatat adalah lonjakan ini terjadi bersamaan dengan peningkatan 119 persen dalam likuiditas stablecoin, efektif menggandakan pasokan stablecoin di ruang kripto,” ujarnya.

Sebaliknya, ketika pertumbuhan stablecoin stagnan pada akhir 2019 dan awal 2020, momentum Bitcoin juga datar. 

“Penting untuk memahami bahwa stagnasi ini bukan hanya karena pandemi; itu terutama karena kurangnya ekspansi likuiditas,” kata Merten.

Merten juga mencatat bahwa kenaikan Bitcoin yang luar biasa dari US$ 3.900 hingga kisaran US$ 65.000 pada tahun 2021 bersamaan dengan peningkatan 2.183 persen dalam likuiditas stablecoin. Menurut trader ini, dalam iklim sekarang yang ditandai dengan likuiditas stablecoin yang merosot, prospek pertumbuhan harga dalam pasar kripto tampak suram.

Berita Bitcoin: 11 Prediksi Harga Bitcoin Menurut Investor Institusi di Tahun 2024, Ada yang Capai US$ 1 Juta!

“Hubungan antara likuiditas dan percepatan harga sangat terkait erat. Ketika likuiditas menurun atau tetap stagnan, pertumbuhan harga tidak mungkin terjadi. Prinsip ini berlaku tidak hanya untuk aset global seperti ekuitas AS dan ekuitas asing tetapi juga untuk kripto,” paparnya.

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.