CryptoHarian

Hutang Amerika dan Krisis Perbankan Jadi Faktor Harga Bitcoin Turun

Cryptoharian – Meskipun data CPI terbaru menunjukkan inflasi yang melambat, harga kripto tetap mengalami tekanan penurunan pada hari Kamis.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi harga aset di semua pasar, termasuk krisis perbankan yang sedang berlangsung dan ancaman gagal bayar utang Amerika Serikat.

Harga saham pada umumnya mengalami penurunan, dengan harga saham PacWest, yang turun signifikan sebesar 22 persen. Penurunan ini dipicu oleh pengumuman bank tersebut bahwa simpanan mereka turun sebesar 9,5 persen pada minggu pertama Mei.

Pada akhir hari perdagangan, S&P dan Dow ditutup di zona merah, masing-masing turun 0,17 persen dan 0,66 persen. Penurunan di saham Amerika menyeret harga Bitcoin juga.

Bitcoin

Bitcoin (BTC) menghadapi tekanan jual sepanjang hari Kamis dan Jumat. Harganya turun dari level tertinggi harian sebesar US$ 27.735 menjadi terendah sebesar US$ 26.650.

Sejumlah analis pun memprediksi bahwa nantinya akan kerugian besar di kalangan investor, hingga mencapai level support berikutnya sekitar US$ 25.000.

Analis teknikal senior Kitco, Jim Wyckoff mengatakan bahwa harga kontrak berjangka Bitcoin bulan Mei melemah pada hari Kamis, mencerminkan kesulitan yang dihadapi oleh kripto utama ini. 

“Harga telah turun di bawah level support kunci sekitar US$ 27.000, mencapai level terendah dalam tiga minggu,” ungkap Wyckoff.

Baca Juga: Kenapa Harga Bitcoin Turun ke US$26.800 Hari Ini?

Dari sana, harga saat ini bergerak dalam tren penurunan secara perlahan, memberikan keuntungan teknis jangka pendek yang sedikit bagi para penjual. 

Selain itu, trader terkenal Peter Brandt menyoroti pola Head and Shoulder pada grafik Bitcoin. Dalam hal ini, Brandt mengindikasikan potensi penurunan harga yang lebih panjang jika pola tersebut terbentuk sepenuhnya.

“Head and Shoulder harus dipertimbangkan dengan serius jika memang terbentuk di BTC,” ujarnya. 

Menanggapi postingan tersebut, Dr. Jeff Ross yang merupakan pendiri dan CEO Vailshire Capital Management LLC menyatakan setuju dengan observasi Brandt.

Pasalnya, ia berpendapat bahwa penurunan jangka pendek di sekitar US$ 24.500 dalam beberapa hari mendatang akan menjadi reset yang sehat bagi indikator momentum jangka pendek.

“Indikator momentum jangka pendek kemungkinan memerlukan satu pergerakan turun lagi, idealnya menuju sekitar $24.000. Ini harus dilakukan untuk menyelesaikan reset yang sehat dan memulai pergerakan naik berikutnya, yang mungkin dimulai pada pertengahan hingga akhir Mei,” kata Ross. 

Baca Juga: Apakah Mesin Bitcoin Bull Sudah Habis? Dua Analis Memberikan Support dan Resistensi Penting

Kendati demikian, seorang pengamat pasar dengan nama Twitter Crypto Tony menyatakan bahwa lebih baik para investor mempertimbangkan untuk shorting.

“Penembusan signifikan di bawah level support US$ 27.000 dapat berfungsi sebagai sinyal untuk membuka posisi sell,” pungkas Tony. 

Disclaimer: Semua konten yang diterbitkan di website Cryptoharian.com ditujukan sarana informatif. Seluruh artikel yang telah tayang di Cryptoharian bukan nasihat investasi atau saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.

Muhammad Syofri

Trader Forex dan Bitcoin yang sudah bergelut di bidang trading dari tahun 2013. Sering menulis artikel tentang blockchain, forex dan cryptocurrency.