Iqbal MaulanaCryptoharian – Pergerakan harga Bitcoin baru-baru ini telah memicu diskusi di antara para trader dan penggemar, dengan pendapat mulai dari kegembiraan hingga skeptisisme.
Justin Bennet, seorang analis kripto terkemuka berpendapat bahwa penting untuk membedakan antara pergerakan harga intraday dan penutupan harga harian.
Dalam Twitternya, Bennett menjelaskan terkait kesalahpahaman seputar pergerakan harga Bitcoin baru-baru ini dari lintasan khasnya.
“Banyak tweet hanya berfokus pada pergerakan harga ini, namun gagal menyebutkan bahwa itu adalah kejadian intraday (kurang dari 24 jam). Meskipun ada penurunan intraday, penutupan harian Bitcoin tidak pernah turun di bawah US$ 26.560 (daily), yang menunjukkan tren keseluruhan yang lebih stabil,” ungkap Bennett.
Ia menyebut, penyimpangan yang diamati tidak lebih dari perburuan likuiditas. Perburuan likuiditas adalah strategi yang digunakan oleh pelaku pasar untuk memicu perintah stop-loss dan menangkap likuiditas dalam prosesnya.
“Perburuan ini seringkali berumur pendek dan tidak selalu menunjukkan perubahan signifikan dalam sentimen atau tren pasar secara keseluruhan,” ujarnya.
Bennet menyiratkan bahwa penyimpangan baru-baru ini diduga merupakan anomali sementara dibandingkan sinyal pembalikan harga utama.
Tidak Bearish Tapi Tidak Bullish Juga
Berfokus pada aspek teknis, Bennet menekankan relevansi garis tren Maret di angka US$ 27.500.
Dia berpendapat bahwa sampai Bitcoin merebut kembali dan mempertahankan posisi di atas garis tren ini, ada sedikit alasan untuk terlalu bersemangat tentang prospek jangka pendeknya.
Baca Juga: Apa Yang Terjadi Dengan Bitcoin di Daerah Antara US$26.000 dan US$28.000?
“Garis tren banyak digunakan dalam analisis teknis untuk mengidentifikasi arah dan kekuatan pergerakan pasar. Garis tren Maret berfungsi sebagai indikator penting untuk momentum kenaikan Bitcoin. Ketika terjadi breakout, maka hal itu akan menjadi sinyal bullish yang signifikan,” kata Bennett.
Semakin Banyak Orang Memiliki 1 BTC
Dilansir dari Glassnodes, jumlah Bitcoin yang dipegang oleh individu atau organisasi yang dikenal sebagai “entitas udang” (mereka yang memiliki kurang dari satu Bitcoin) terus meningkat secara stabil, mencapai rekor tertinggi sebanyak 1,31 juta koin.
Tingkat akumulasi yang luar biasa di antara investor kecil ini mencerminkan adopsi yang semakin luas dan kepercayaan yang meningkat terhadap mata uang digital utama tersebut.
Secara bulanan, entitas-entitas ini rata-rata menambah sekitar 26.000 Bitcoin ke kepemilikan mereka secara keseluruhan.
Ekspansi yang signifikan ini patut diperhatikan, karena melampaui tingkat pertumbuhan bulanan yang hanya tercatat selama 202 hari perdagangan, atau sekitar 3,9 persen dari total waktu perdagangan.
Meskipun terkenal dengan volatilitas harganya, angka-angka ini menunjukkan minat yang konsisten dari investor ritel terhadap Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Masih Bisa Turun 50 Persen Lagi, Robert Kiyosaki Wanti-Wanti Beli Bitcoin, Emas dan Perak
Data dari Glassnode mencatat bahwa aspek penting lain dari adopsi Bitcoin yang semakin berkembang adalah jumlah alamat dompet Bitcoin yang memegang setidaknya satu Bitcoin utuh yang telah melampaui satu juta.
Sejak Februari 2022, lebih dari 190.000 “wholecoiner” telah bergabung dengan kelompok ini, meskipun terjadi penurunan harga Bitcoin dari puncaknya pada November 2021.
Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak hanya mengakuisisi Bitcoin tetapi juga mempertahankan kepemilikan mereka, yang menunjukkan keyakinan terhadap nilai jangka panjangnya.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata uang kripto, senantiasa lakukan riset karena kripto adalah aset volatil dan berisiko tinggi. Cryptoharian tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan anda.
Muhammad Syofri
